RiderTua.com – Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap yang sedang memutuskan apakah akan melanjutkan karir MotoGP-nya atau pensiun tahun depan itu mengatakan, “Untuk pasar secara umum, ini mungkin berubah. Tetapi bagi saya tidak ada yang berubah, karena saya berada dalam posisi yang sangat berbeda.”
Rider berusia 34 tahun itu menambahkan bahwa ada banyak orang yang mengkritik pembaruan kontrak Quartararo dan dia gagal paham dengan kritik tersebut. Menurutnya ini seperti permainan poker dan semua orang tahu kartu yang mereka miliki. “Menurutku dia telah mengambil pilihan terbaik yang dia punya, bukan hanya karena uang. Dia berada di tim yang dia kenal, dia pernah menjadi juara dunia bersama Yamaha,” imbuhnya.
Aleix Espargaro : Fabio Quartararo Bertahan di Yamaha Bukan Hanya Karena Uang
Aleix Espargaro melanjutkan, “Mereka telah melakukan banyak perubahan yang tidak harus terlihat dari hari ke hari, namun dalam jangka menengah. Dan menurutku Fabio sudah memahaminya. Sulit baginya untuk mengambil risiko sekarang, karena misalnya dia tidak akan bisa pergi ke pabrikan Ducati. Saya tidak melihatnya sebagai sesuatu yang aneh sehingga dia memperbarui kontraknya. Jika saya berada di posisinya, saya akan melakukan hal yang sama.”
Kesepakatan baru Quartararo dengan Yamaha jelas meningkatkan pundi-pundi uangnya secara signifikan (gaji 12 juta euro per tahun), tetapi itu berarti dia harus cemas menunggu untuk mengetahui hasil dari kemajuan yang direncanakan pabrikan asal Iwata Jepang itu.
Berkat aturan konsesi yang baru, pabrikan Jepang (Honda dan Yamaha) dapat mempercepat pengembangan motor mereka. Yamaha juga berniat menambah tim satelit pada 2025 untuk memberi mereka data dua kali lipat lebih banyak dan bertambahnya jumlah pembalap di grid.
Tapi Quartararo tahu bahwa kemungkinan besar dia tidak akan berada dalam posisi pemenang tahun ini, begitu pun tahun depan. Kabar baik bagi Yamaha adalah kini mereka memiliki pembalap papan atas, anggaran yang besar, dan aturan konsesi di tangan mereka untuk menyelesaikan masalah yang sedang mereka hadapi.
