RiderTua.com – Luca Marini merasa menjelang kejuaraan MotoGP 2024, Honda masih tertinggal dalam hal pengembangan motor. Di Honda mereka tahu bahwa musim 2024 akan sulit jika dilihat dari sudut pandang hasil. Marc Marquez pun mengetahui hal tersebut sehingga memilih bergabung dengan tim satelit Ducati agar tidak menyia-nyiakan satu tahun lagi tanpa bisa mematok target bergengsi. Tes MotoGP di Qatar, di trek yang biasanya sulit bagi RC213V, semua masalah teknis muncul kembali.
Luca Marini : Honda Alami Kesulitan, Kesenjangannya Sangat Besar
Nasib buruk juga terjadi di garasi Repsol Honda, dengan Joan Mir dan Luca Marini menderita sakit perut sehingga membuat mereka tidak bisa bekerja sesuai keinginan mereka. Meskipun berpartisipasi dalam tes Sepang (Shakedown) beberapa minggu lalu dengan pembalap tim resmi, dan menjalani tes dalam jumlah tak terbatas berkat sistem konsesi baru, HRC masih belum menemukan kunci untuk mengambil langkah maju yang dibutuhkan. “Sayangnya kedua pembalap kami sakit. Luca terkena virus perut pada hari Senin, Joan pada hari Selasa, jadi mereka tidak menghabiskan banyak waktu di trek,” tegas Alberto Puig kepada MotoGP.com…
Kehadiran dua pebalap resmi tersebut tak akan banyak mengubah keadaan. RC213V masih membutuhkan banyak waktu sebelum bisa bersaing dengan merek Eropa. Manajer tim asal Spanyol itu tidak menyembunyikan kebenaran. “Paketnya belum siap, karena kami masih mencari kompromi atau set-up terbaik untuk balapan. Dan inilah kondisi saat ini. Kami tahu bagian mana yang telah kami tingkatkan dan kami tahu bagian mana yang perlu kami tingkatkan. Saat ini kita tidak bisa berubah begitu saja. Satu aspek dari prototipe ini, kami mencoba meningkatkannya di semua bidang.” .. Masalahnya insinyur Honda sedang mengerjakan semua area pada motor dan bukan hanya pada aerodinamis saja, yang tampaknya merupakan perubahan paling radikal sejauh ini.
Pendapat Luca Marini
Ketika Luca Marini menandatangani kontrak dengan merek asal Jepang tersebut, dia sadar bahwa jalan menuju puncak akan berliku. MotoGP musim 2024 mungkin menawarkan sedikit kepuasan dalam hal hasil, namun berada di tim pabrikan adalah langkah awal bagi pebalap asal Tavullia tersebut menuju karier di level tertinggi. Prosesnya yang menjanjikan akan berlangsung lama dan berliku-liku: dalam tes di Qatar dia finis di urutan kedua puluh, 1,7 detik dari waktu terbaik temannya Pecco Bagnaia. Time attack terakhir menyoroti kurangnya cengkeraman roda belakang Honda. “Sepertinya jarak kita masih jauh, tapi feeling dengan motor sudah membaik. Celahnya tentu sangat besar, apalagi saat ingin memasang ban soft yang baru, kita tidak bisa menggunakannya dengan baik. Saat ini kami benar-benar memulai dari ketertinggalan, kami perlu bersabar. Kita akan tiba”.
Adik Valentino Rossi ini digambarkan sebagai pebalap yang teliti dalam memberikan masukan kepada teknisi. Bukan suatu kebetulan jika HRC memilihnya, tujuan musim pertamannya bukanlah kemenangan, melainkan untuk mempercepat evolusi RC213V. Kini kelemahannya sepertinya terfokus pada: masuk dan keluar tikungan. “Sekarang kita tinggal lihat bagian motornya saja, karena di situlah kita paling bermasalah.. Pasti ada hal-hal lain yang hilang pada motor itu. Tapi untuk saat ini gripnya tidak memungkinkan kami untuk melaju kencang, apalagi dengan ban belakang soft, tapi juga dalam balapan dengan ban bekas,” kata Marini.
Tidak pernah ada kata penyesalan karena meninggalkan Ducati Desmosedici yang kompetitif, karena ke tim resmi (Repsol) adalah kesempatan sekali seumur hidup.. Di tim resmi Ducati akan sulit ditembus karena sekali lagi Ducati Lenovo akan memimpin bersama juara bertahan kelas MotoGP (Pecco). Luca Marini berkata tentang hal itu… “Saya pikir Pecco mendorong lebih banyak kekuatan dalam hal tawar-menawar untuk kontrak baru dengan Ducati (Lenovo)! Dia menunjukkan kekuatannya dan melakukan pekerjaan dengan baik,” pungkasnya..
