RiderTua.com – Pedro Acosta senang bisa beradaptasi dengan kelas MotoGP di garasi GASGAS Tech3 tanpa banyak tekanan dari ekspektasi. Pada tes di Valencia Selasa lalu, dia melakukan debut di kelas premier dan langsung merasa nyaman di atas KTM RC16. Tertinggal 1,223 detik dari waktu terbaik yang dicetak oleh Maverick Vinales (Aprilia) cukup layak untuk seorang rookie.
Pembalap berusia 19 tahun ini sering disebut banyak pengamat sebagai ‘the new Marc Marquez’ karena peningkatan pesatnya di dunia balap motor. Acosta menyabet Juara Red Bull Rookies 2020, pemegang gelar dunia Moto3 pada debutnya di Kejuaraan Dunia pada tahun 2021 dan Juara Dunia Moto2 2023. Acosta sendiri berulang kali menekankan bahwa dia hanya ingin menempuh jalannya sendiri sebagai ‘the new Pedro Acosta’.
Pedro Acosta: Senang, Saya Tidak Dibanding-bandingkan
Ketika ditanya tentang ekspektasi publik yang sangat besar kepadanya, usai tes Valencia Pedro Acosta menjelaskan, “Di pit dan di pabrik, tidak ada yang membandingkanku dengan orang lain. Saya sangat senang dengan hal itu. Ketika kita memiliki ekspektasi, itu cukup sulit. Tapi saya harus mengatakan bahwa semua orang di dalam garasi dan di Pierer Mobility AG mendukung saya 100 persen tanpa memikirkan hasil. Itu cukup penting.”

Satu-satunya rookie MotoGP ini memiliki seorang kepala kru berpengalaman yang mendampinginya yakni Paul Trevathan. “Kepala kru saya, Paul berada di KTM sejak proyek bersama Pol Espargaro dimulai. Dia berkata kepadaku, ‘jika kamu ingin mengubah sesuatu, katakan padaku, aku di sini untukmu’. Dan aku menjawabnya, ‘tidak, aku di sini untukmu’. Saya senang berada di tim ini,” ujar Acosta sambil tersenyum.
Acosta tampak beradaptasi secara alami dengan tuntutan motor MotoGP. Dia sendiri sambil tersenyum mengungkapkan, “Selama istirahat makan siang saya nonton beberapa video di Instagram selama tes dan berkata pada diri sendiri, ‘rasanya bukan saya yang berbaju merah’. Aneh rasanya setelah sekian lama berbaju Orange. Tapi masih terlihat bagus. Mereka membandingkan saya dengan Augusto dan pembalap KTM lainnya. Memang benar tidak jauh berbeda.”
“Pada akhirnya ini adalah motor balap, bukan motor Moto2 yang mungkin merupakan campuran . Motor MotoGP adalah motor balap. Cara kita mendekati tikungan sangat mirip dengan Moto2. Tapi itu bagus. Yang penting adalah tim benar-benar fokus membantuku dan mendapatkan kesan pertama yang baik terhadap motornya,” imbuh rider berusia 19 tahun itu.
Bukan hanya warna yang masih asing. Seperti yang diperkirakan, rekan setimnya Augusto Fernandez tidak dapat dibujuk untuk menyerahkan nomor start 37 kepadanya. Namun Acosta menemukan solusi atas dilema tersebut. “Saya melihat foto dengan nomor 31 di Instagram dan saya berkata, ‘kelihatannya sangat mirip dengan 37!’ Itu sebabnya sekarang kami memiliki dua #37 di pit,” ujar Acosta sambil tertawa.
Pembalap muda asal Spanyol itu membawa suvenir khusus dari Valencia untuk liburan musim dingin. “Saya menyimpan gambar dasbor, tombol, dan tuas, yang akan saya lihat di musim dingin agar saya tidak melihatnya. Jangan lupa dan jangan lupa lagi di Malaysia harus mulai dari nol. Dari segi fisik, kami tahu kami harus berkembang,” imbuh Acosta soal persiapan lebih lanjut untuk musim debutnya di kelas premier.
Kelelahan tak menjadi masalah pada tes pertama MotoGP. “Saya tidak mengalami cedera arm pump, tidak ada rasa sakit di bisep atau punggungku, ini adalah hari yang baik. Namun semua orang juga mengatakan bahwa Valencia bukanlah trek yang paling menuntut secara fisik musim ini. Jika kit melihat pebalap MotoGP lainnya selain Aleix, kita dapat melihat bahwa punggung, lengan, leher, dan bahu mereka jauh lebih berotot ketimbang saya,” ungkap Acosta.
“Itu karena mereka membutuhkannya untuk mengendarai motor. Saya rasa saya akan membutuhkannya dengan cara yang sama agar bisa bersaing di 22 Grand Prix dengan 44 balapan. Ini akan menjadi musim dingin yang menyenangkan, KTM dan Red Bull juga menaruh banyak fokus pada hal-hal ini dan saya akan melakukan apa yang mereka inginkan,” pungkas Pedro Acosta.