Home MotoGP Aturan-aturan di MotoGP Saat Ini Bikin Balapan Gak Seru Blass..!

    Aturan-aturan di MotoGP Saat Ini Bikin Balapan Gak Seru Blass..!

    MotoGP riders
    MotoGP riders

    RiderTua.com – Hampir tidak ada peraturan lain yang menyebabkan frustrasi di MotoGP musim 2023 selain aturan tekanan ban. Dalam level yang tidak formal, balap motor adalah sejenis anarki: orang-orang aneh yang gila kecepatan mengatakan, “Saya bisa melaju lebih cepat dari kamu.” Kedengarannya bagus, bukan?. Yang konyol adalah ketika seorang pembalap berpesta di podium dan sudah nelpon ayah, ibu, paman, bibi, dan kerabat di kampung bahwa dia menang balapan.. beberapa menit kemudian kemenangannya dibatalkan karena tekanan ban tidak sesuai aturan. Akhirnya pembalap tadi malu pulang kampung selama jeda liburan musim dingin ini, dari menang menjadi menangis..πŸ˜‚ Tahun depan mending habis balapan jangan ada perayaan podium, pembalap langsung pulang ke rumah masing-masing tunggu hasil diskusi pengawas balap dan hasilnya diinfokan lewat WhatsApp, piala dikirim lewat kurir..πŸƒβ€β™‚οΈ

    Namun begitu diresmikan sebagai kejuaraan, aturan menjadi sebuah keharusan. Sayangnya, mengatakan ‘membalaplah sebaik mungkin’ tidak lagi cukup. Seiring berjalannya waktu, peraturan tersebut menjadi begitu rinci sehingga saat ini diperlukan komite khusus dari FIM MotoGP Stewards untuk mengawasi penegakan peraturan tersebut.

    Aturan-aturan di MotoGP Saat Ini Bikin Balapan Gak Seru Blass

    Pembalap akan dihukum bahkan karena gerakan kecil di garis start atau karena hanya melewati 1 cm di luar apa yang disebut track limit ke dalam zona lintasan hijau di tengah panasnya pertempuran terlepas dari apakah mereka benar-benar mendapat keuntungan atau tidak. Otomatisme yang terstandarisasi, bukan kebijaksanaan yang cerdas. Hasil akhir ditentukan oleh bendera kotak-kotak dan stewards. Setidaknya semua pembalap tahu di mana posisi mereka.

    Aturan terbaru atau lebih tepatnya cara terbaru penerapan aturan yang sudah ada dan sebelumnya tidak diterapkan, membuat teknisi dan pembalap benar-benar harus menebak-nebak. Sebuah permainan dimana tidak ada pemenangnya.

    MotoGP rider 2020 Michelin

    Kita berbicara tentang aturan tekanan ban yang kontroversial. Pemasok tunggal Michelin mensyaratkan tekanan minimum karena pabrikan ban asal Prancis itut khawatir tekanan udara yang lebih rendah dapat membahayakan ketahanan ban dan pada akhirnya menyebabkan crash. Pada gilirannya hal itu malah akan merugikan citra mereka.

    Namun 17 dari 22 pembalap reguler setidaknya satu kali melanggar aturan tersebut setelah jeda musim panas atau pada paruh kedua musim.

    Pembalap dan tim MotoGP sama-sama mengutuk aturan ini. Tak hanya ancaman balapan yang membosankan, hasil akhir baru diketahui sekitar 1 jam setelah melewati garis finis seperti yang terjadi di Valencia, saat Fabio Di Giannantonio menerima trofi untuk posisi ke-2 namun kemudian mendapat penalti waktu 3 detik sehingga akhirnya hanya menduduki posisi ke-4.

    Selain itu, para pembalap yakin bahwa peraturan yang diberlakukan atas nama keselamatan tidak membuat olahraga ini lebih aman, melainkan jauh lebih berbahaya. Bagian terburuknya adalah aturan tersebut membutuhkan kemampuan kewaspadaan tingkat tinggi jika kita ingin memastikan untuk tidak melanggarnya.

    Nilai minimumnya adalah 1,88 bar di roda depan dan 1,7 bar di belakang. Nilai target ini yang dapat sedikit berbeda tergantung trek, harus dipatuhi pada lebih dari 30 persen waktu sprint (dengan 15 lap atau kurang) dan lebih dari 50 persen pada Grand Prix (dengan lebih dari 15 lap).

    Musim ini ada penalti yang berbeda-beda. Peringatan untuk pelanggaran pertama, lalu penalti 3 detik, berikutnya 6 detik, lalu 12 detik dan seterusnya. Tahun depan tidak akan ada lagi kelonggaran, pelanggaran pertama dapat langsung diskualifikasi.

    Ini terutama tentang ban depan. Sejak awal, para pembalap mengeluhkan tekanan angin minimum yang disetel terlalu tinggi, tekanan angin ban sudah berlebihan sebesar 2,0 bar dan kehilangan cengkeraman. Hal ini mempengaruhi tikungan dan fase pengereman dan meningkatkan risiko.

    Seiring berjalannya balapan, keadaan menjadi semakin buruk. Kecuali jika kita membalap sendirian (yaitu ketika memimpin balapan). Saat suhu ban meningkat di slipstream, tekanan udara juga meningkat. Untuk mengatasi hal ini, tekanan ban harus berada di bawah batas pada awal balapan. Namun jika kitaa memimpin sejak awal, tekanan udara tidak akan cukup meningkat kecuali kita melambat untuk membiarkan lawan lewat.

    Michelin
    Michelin

    Ini seperti permainan tebak-tebakan. ‘Sasaran yang akan dihantam sudah tertancap kuat, namun senjatanya bergerak tidak stabil’.

    Daftar hukuman atas pelanggaran tekanan ban di atas mulai berlaku sejak GP Silverstone. Pelanggaran pertama terjadi tak lama kemudian. Maverick Vinales menerima peringatan resmi pertamanya di Barcelona, ​​dan rekan setimnya di Aprilia Aleix Espargaro menerima penalti pertamanya di Buriram yang menjatuhkannya dari posisi ke-5 ke posisi ke-8. Mereka adalah yang pertama dari daftar panjang pembalap yang melanggar aturan ban tersebut.

    Aturan yang dilanggar oleh lebih dari dua pertiga pembalap baik disengaja atau tidak, mulai terlihat konyol. Terlebih lagi jika mengingat berapa banyak ban depan yang sebenarnya habis, namun tidak satu pun disebutkan. Namun, banyak pembalap yang terjatuh karena tekanan ban depan yang terlalu meningkat.

    Jadi peraturan itu tidak masuk akal. Dan dampak yang mungkin ditimbulkan akan sangat serius.

    Latar belakang permasalahan pada ban depan adalah tekanan tambahan yang dialami ban akibat gaya turun yang lebih tinggi dan proses pengereman yang lebih keras seiring dengan berkembangnya perangkat aerodinamis dan ride height devices. Kemajuan teknis di tengah panasnya persaingan. Alasan utama untuk balapan.

    Solusinya tampak relatif sederhana. Sudah menjadi tugas Michelin untuk merancang ban depan yang cukup kuat untuk menangani hal ini. Namun tidak ada prospek ban depan baru untuk balapan sebelum tahun 2025. Sementara itu, MotoGP dibebani dengan serangkaian peraturan yang tidak masuk akal. Itu jelas tidak cukup baik untuk Kejuaraan Dunia.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini