RiderTua.com – Meskipun Aleix Espargaro adalah kakak Pol yang berusia 2 tahun lebih muda darinya, rider yang kini berperan sebagai tes rider dan pembalap pengganti di KTM mulai tahun depan itu merupakan pemimpin dari dua bersaudara tersebut di awal karir mereka. “Saya selalu mengambil teladan darinya. Kami berdua mulai mengendarai motor ketika kami berusia 5 tahun. Dia sering mengalahkanku ketika kami masih kecil. Dia selalu menjadi idola dan referensiku. Kami menjalani lap terakhir bersama di Valencia. Itu sangat emosional,” ungkap rider berusia 34 tahun itu.
Usai balapan, Aleix ‘mengamankan’ kenangan pribadinya tentang balapan yang luar biasa ini karena alasan keluarga. “Saya masuk ke garasinya dan ‘mencuri’ helmnya. Saya tidak tahu apakah dia menyadarinya,” kata pembalap asal Spanyol itu sambil tertawa.
Aleix Espargaro : Gelar Dunia MotoGP? Saya Mendukung Martin, Tapi Pecco Memang Sangat Cerdas

Saat Aleix Espargaro mengulas kembali balapan di Valencia, secara khusus dia memuji atmosfernya. “Kami menampilkan pertunjukan yang luar biasa. Tentu saja saya sedikit kecewa karena cederaku di Qatar menghambat rencanaku. Tapi ternyata saya sangat cepat. Pilihan ban saya juga tepat,” ujar rider pabrikan Aprilia itu.
Aleix mengkritik jalannya GP Valencia akhir pekan lalu. “Balapan dimulai pukul 3 sore, jelas sudah terlambat. Udara menjadi terlalu dingin dan itu sangat menyulitkan dengan ban depan yang rumit ini. Itu sebabnya Jack Miller terjatuh. Saya mengatakan kepadanya bahwa hal yang sama akan terjadi pada saya juga,” kata Aleix menunjukkan simpati kepada pembalap KTM Red Bull asal Australia itu.
Mengenai perebutan gelar Juara Dunia Pecco Bagnaia, Aleix Espargaro punya pendapat yang jelas. “Saya suka Jorge Martin (sesama Spanyol dan seperti keluarga). Namun kita harus mengakui apa yang telah dilakukan Pecco. Dia membalap dengan sangat cerdas. Hal yang sama juga terjadi pada hari Minggu. Dia dengan tepat mengklasifikasikan masalah suhu, itulah sebabnya dia tidak terlihat dominan (namun ternyata itu adalah strategi dalam mengelola suhu) dan dia benar-benar pantas mendapatkan gelar tersebut,” kata ‘pak RT’. Untuk menjadi juara memang tidak harus selalu di depan dan selalu menang, karena lawan akan kalah dengan luapan ego-nya sendiri yang tak terkendali dan akhirnya hilang kendali, bahkan sampai seruduk teman sendiri..
Diluar nurul dan tak terpikirkan: sampai suhu saja diperhitungkan oleh Pecco, muridnya siapa sih?😂 ojo nesuuu..
Meski hasil balapannya terbilang mengecewakan di Valencia (finis ke-8), Aleix mampu menempati peringkat 6 (206 poin) di klasemen akhir Kejuaraan Dunia unggul tipis dari rekan setimnya Maverick Vinales (204 poin) sebagai pembalap Aprilia terbaik.