RiderTua.com â Setelah menorehkan hasil mengecewakan dengan finis di posisi ke-10 di GP Qatar, kepada jurnalis Jorge Martin mengatakan bahwa dia belum berbicara dengan pihak yang bertanggung jawab di Michelin tentang kondisi ban belakang hard yang telah menghancurkan peluangnya untuk meraih gelar dunia MotoGP. Pasalnya, selisih 21 poin tentu saja sulit dikejar pada balapan berikutnya di Valencia akhir pekan depan saat melawan Pecco Bagnaia yang tampil konsisten. Mungkin ban ghoibnya dipakai Diggia yang menang balapan.. đ
Pembalap pabrikan Pramac Ducati itu menjelaskan, âSaya baru saja berbicara dengan timku dan mengatakan kepada mereka, âsangat disayangkan hal ini harus terjadi pada kami hari iniâ. Tapi apa yang terjadi tidak bisa diterima, mereka perlu berkembang. Sekarang Kejuaraan Dunia MotoGP ditentukan oleh ban. Pecco mengatakan, hal ini juga terjadi padanya, tapi itu tidak pernah terjadi padaku. Sayang sekali hal itu terjadi sekarang. Sulit untuk bertahan sampai garis finis dalam kondisi seperti ini. Saya bangga membawa motor ke garis finis karena situasinya sangat rumit.â
Jorge Martin mengungkapkan, âMotornya baik-baik saja. Tetapi jika bannya tidak berfungsi, motor terbaik pun tidak ada gunanya. Feelingku sama seperti di hari Jumat yang licin, saat aspal masih kotor. Tapi hari ini lintasannya bersih.â
âSulit untuk menerimanya karena kemarin saya melaju dengan kecepatan 1:53.0 menit, dan pada hari Minggu saya lebih lambat 1,2 detik dari kecepatan para pembalap teratas. Dan menurutku saya biasanya lebih cepat. Itu sulit untuk dipahami, sekarang kami harus menganalisisnya dengan hati-hati dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemasok ban,â tegas rekan setim Johann Zarco itu.
Feeling apa yang dirasakan Jorge Martin selama balapan 22 lap tersebut? âPada titik tertentu saya tidak bisa menahan tawa. Karena mereka tidak mengalahkanku di limtasan. Anda (jurnalis) dapat mempercayaiku bahwa dalam kondisi yang sama seperti pada hari Sabtu, saya pasti akan menang lagi hari ini. Kemudian tibalah fase di mana kekecewaan pun terjadi. Itu adalah rollercoaster emosional yang berlangsung selama 40 menit. Saya tentu saja frustrasi, karena saya yakin bahwa saya pantas mendapatkan Gelar Dunia ini. Namun hari ini kami kehilangan banyak peluang,â jawab Martin.
Michelin telah memasok ban standar sejak tahun 2016, dan hampir setiap akhir pekan pembalap tertentu mengeluhkan ban yang tidak berfungsi atau kompon hard yang lebih soft dari ban medium atau sebaliknya.
Tapi belum pernah kualitas cacat seperti itu menentukan Gelar Dunia. Dan dengan Bridgestone yang memasok ban standar mulai dari tahun 2009 hingga akhir tahun 2015, keluhan seperti itu tidak pernah terdengar.
âMenurutku mereka sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Mereka ingin kompetitif dan tidak punya niat mempengaruhi atau menentukan Gelar Dunia dengan cara seperti itu. Saya tidak ingin membayangkan hal lain. Biasanya mereka membiarkan kami semua membalap dalam kondisi yang sama. Tapi saya tidak bisa kehilangan kecepatan 1,5 detik dalam 24 jam. Saya belum lupa cara membalap. Mereka perlu memperbaiki dan menganalisis, mengapa hal ini terjadi. Mereka harus memastikan hal itu tidak terjadi lagi,â pungkas Martin kesal.
RiderTua.com - Balapan pembuka musim di Qatar berjalan luar biasa bagi Pecco Bagnaia. Sang juara bertahan itu sukses memenangkan GrandâŠ
RiderTua.com - Valentino Rossi mengungkap kemarahan muridnya Pecco Bagnaia di GP Spanyol. Meskipun rider pabrikan Ducati itu merayakan kemenangan padaâŠ
RiderTua.com - Selaku bos balap Ducati Corse, keputusan mengenai line-up pembalap tim pabrikan berada di tangan Gigi DallâIgna. Namun NeilâŠ
RiderTua.com - Suasana di garaasi tim Gresini bagus, tapi kedua bersaudara itu tetap harus saling bersaing dan mengalahkan.. Meskipun MarcâŠ
RiderTua.com - Logo baru MotoGP akan berubah mulai tahun 2025 meskipun dikatakan tidak akan menyenangkan semua orang, ada apa?.. YangâŠ
RiderTua.com - Alex Rins mengaku banyak pekerjaan yang harus dikerjakan di Yamaha.. Namun dia berkomitmen untuk tetap bertahan di masaâŠ
Leave a Comment