RiderTua.com – Ducati telah meraih gelar pabrikan keempat berturut-turut dan kini menunggu untuk mengetahui siapa pembalap yang akan menjadi juara dunianya. Pertarungan internal di Borgo Panigale tak terhindarkan, dengan Pecco Bagnaia punya keunggulan +18 poin atas Jorge Martin, sementara Marco Bezzecchi semakin menjauh dengan jarak-63 poin dari puncak klasemen. Akan ada lima balapan di penghujung musim MotoGP, akan menjadi duel head-to-head..
Bagnaia atau Martin yang Juara Dunia? Gak Masalah!
Ducati kini menjadi penguasa lintasan, namun dengan dinamika masa depan yang sangat menarik. Marc Marquez juga akan mengendarai motor roket Desmosedici GP pada tes Valencia yang dijadwalkan pada November. Akan sulit bagi lawan untuk mempertahankan diri dan merespon serangan tim merah. “Kita hidup di momen bersejarah,” kata CEO Ducati, Claudio Domenicali. Melihat perjuangan Ducati di masa lalu, kemenangan ini merupakan hasil dari latar belakang yang tidak mudah. Gelar Casey Stoner di tahun 2007 sebuah hal yang sulit diulang, kemudian kedatangan Valentino Rossi yang tidak membawa hasil yang diinginkan.

Belum tiba waktunya bagi Rossi dan Ducati untuk menduduki singgasana MotoGP sat itu. “Kolaborasi dengan Vale tidak berakhir dengan baik. Dengan bakatnya, dengan ekspektasinya, dia membuat bagian teknis tim menjadi sulit. Dan butuh waktu dari sana. Tahun 2015, 2016 motornya sudah ada, tapi kami belum punya semua elemennya, tim, pembalapnya… Dan nyatanya kami mulai menjadi juara pertama di antara para Pabrikan. ”
Dengan kemenangan Francesco Bagnaia tahun 2022, pada tahun 2023 dia harus mempertahankannya, namun lawannya adalah rekan semereknya di Ducati, Jorge Martin. Claudio Domenicali dan para pemimpin Ducati tidak bisa memihak (Pecco atau Martin), tidak akan ada tim order, bahkan jika mau tidak mau ada lebih banyak “simpati” yang berpihak pada pembalap tim pabrikan. “Semoga yang terbaik yang menang.. Keduanya adalah pembalap dengan kontrak resmi Ducati. Dan saya ingin mengatakan bahwa Bezzecchi juga jangan dilupakan,” katanya..
Marquez meninggalkan Honda ke Ducati di mana pabrikan Italia itu berhasil mengakhiri monopoli pabrikan Jepang yang sudah berlangsung puluhan tahun. Honda berusaha melakukan segalanya untuk merespons kemajuan Ducati, hingga menjalin kontak dengan Gigi Dall’Igna dan menawarinya kontrak super. Untuk saat ini serangan tersebut telah gagal, namun tidak dapat dikesampingkan bahwa serangan tersebut dapat berhasil dalam jangka pendek hingga menengah untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa dari Ducati.
“Semuanya mungkin. Itu bisa terjadi di masa depan, saat ini kami berada dalam situasi yang sangat positif. Itu bukan tidak mungkin, tapi kecil kemungkinannya,” kata Claudio Domenicali.. Sementara itu, Marc Marquez juga akan tampil di lintasan dengan motor Merah dan telah memilih tim satelit untuk mengakhiri paceklik kemenangan panjangnya di Honda RC-V. “Saya berharap dia bisa langsung kompetitif… Ini akan menjadi lebih sulit bagi tim lain, karena tim kami akan bersiap lebih kuat dari sebelumnya.”