RiderTua.com – Lin Jarvis berbicara tentang rumor transfer Fabio Quartararo (kontrak untuk 2025) dan momen krisis yang dialami Yamaha di MotoGP. Yamaha mengalami masa sulit dalam sejarah MotoGP dan tahu bahwa mereka harus memperbaiki banyak hal sebelum bisa kembali ke puncak klasemen. Fabio Quartararo tak menyembunyikan kegalauannya selama beberapa waktu terakhir dengan kurangnya evolusi M1, tidak adanya tim satelit, hingga situasi yang mulai semakin sulit untuknya. Lin Jarvis merasakan tahun ke-emasan Yamaha 2004-2015 (meraih tujuh gelar dunia) ke masa krisis, yang akan sulit untuk dihilangkan.
Kekecewaan Quartararo dengan performa Yamaha akan berujung ke perpisahan.. dengan kondisi sekarang ini akan sulit memikirkan perpanjangan kontrak dengan Fabio Quartararo dalam periode dua tahun 2025-2026. Dalam sebuah wawancara, direktur pelaksana Yamaha asal Inggris itu mengakui bahwa suasana hati yang kurang bagus dari pembalap Prancis itu memang benar adanya… “Tahun lalu dia menang di fase pertama kejuaraan, sebelum Ducati memimpin. Musim ini bagian pertama kejuaraan sangat jauh dari apa yang kami harapkan dalam hal performa. Saya bisa memahami bahwa ada ketidakpuasan ketika pembalap tidak memiliki senjata yang sama dengan lawan mereka..”
Kekecewaan terbaru terjadi usai tes MotoGP di Misano, di mana Quartararo tidak melihat adanya perbaikan besar. Masih ada banyak waktu yang tersedia untuk meningkatkan motor 2024, tetapi juga ada risiko bahwa ekspektasi akan kembali mengecewakan. “Ada pembicaraan tentang musim 2025, sementara tes Misano dilakukan pada awal September 2023. Saya rasa tidak masuk akal untuk mengambil keputusan satu setengah tahun sebelum musim yang dimaksud,” kata Lin Jarvis soal kontrak Quartararo.
Tetap tenang dan bekerja, inilah motto tim Yamaha menjelang final Kejuaraan Dunia dan libur musim dingin. Harapan sudah tertuju pada tahun depan, meskipun akan sulit bagi pabrikan Jepang untuk mengisi kesenjangan dengan pabrikan Eropa dalam waktu singkat. “Baru-baru ini telah terjadi perubahan dalam hal teknologi terutama dengan pabrikan Eropa, dan khususnya dengan Ducati, yang telah menjadi pemimpin di bidang ini, berkat Dall’igna. Sementara kami melanjutkan perjalanan yang kurang lebih sama, orang-orang Eropa mulai memperbaiki keadaan. Butuh beberapa saat, namun akhirnya mereka meninggalkan kami. Meskipun kami mengalami stagnasi, mereka (pabrikan Eropa) terus mengalami kemajuan. Bagi saya ini adalah titik di mana keputusan penting harus dibuat yang akan memiliki konsekuensi luas,” pungkasnya..
RiderTua.com - Pada tes MotoGP hari Senin di Jerez, 4 pembalap Honda Joan Mir, Luca Marini, Takaaki Nakagami, dan Johann…
RiderTua.com - Tesla telah memulai pengiriman Cybertruck di Amerika Serikat tahun lalu, meski untuk pasar global juga tengah dilakukan. Namun…
RiderTua.com - Tak ada yang menyangka, pendatang baru tim MT Helmets - MSI, Sergio Garcia (Boscoscuro) berhasil memimpin klasemen Kejuaraan…
RiderTua.com - Wuling Cloud EV kini sudah bisa dipesan oleh konsumen Indonesia beberapa bulan setelah modelnya diperkenalkan ke publik. Mobil…
RiderTua.com - Hong Leong Yamaha Motor, distributor sepeda motor di Malaysia luncurkan skutik sporty NVX 155 atau Aerox 155 dapat…
RiderTua.com - Seres menjadi salah satu merek mobil listrik yang hadir di Indonesia. Merek dari DFSK tersebut sejauh ini baru…
Leave a Comment