Brad Binder : Dani Pedrosa Membalap dengan Sungguh Mengesankan

RiderTua.com – Brad Binder hanya berada di posisi ke-10 pada lap pertama, namun kemudian melesat ke depan dan sudah berada di posisi ke-6 setelah lap kedua di belakang Jorge Martin, Marco Bezzecchi, Pecco Bagnaia, Dani Pedrosa, dan Maverick Vinales. Pada lap kelima, dia berhasil menyalip Vinales. Di lap keenam dia berada di posisi ke-5 dan kemudian semakin mendekati Pedrosa.

Namun serangannya untuk mendapatkan posisi ke-4 atau ke-3 gagal. Tetapi pada akhirnya pembalap asal Afrika Selatan itu finis di posisi ke-5 dalam sprint race di Misano, dan berhasil meningkatkan keunggulannya menjadi 15 poin atas Aleix Espargaro yang berada di peringkat 5 dalam klasemen.

“Saya mengalami start terburuk dalam hidupku, kemudian saya terjebak di tikungan 1 dan 2 juga di tikungan 4. Lap pertama berjalan tidak sempurna. Setelah itu saya tidak punya pilihan selain terus menekan dan membalap secara agresif. Saya memiliki kecepatan yang cukup bagus. Saya melaju dengan baik dan mampu menyalip beberapa pembalap. Semuanya bekerja dengan baik, saya cukup senang ketika akhirnya berhasil. Tapi saya kehabisan banyak waktu pada dua lap pertama,” ungkap pembalap Red Bull KTM itu.

Brad Binder : Dani Pedrosa Membalap dengan Sungguh Mengesankan

Di lap terakhir Brad Binder dan Dani Pedrosa semakin mendekati Pecco Bagnaia dan posisi ke-3, bagaimana situasinya saat itu? “Dani cukup late braking, saya dapat mengetahui hal ini dari datanya. Meski demikian, saya berusaha mempersiapkan manuver menyalip di lap terakhir. Namun motornya bergetar hebat di ujung back straight dan saya harus mengerem kuat-kuat agar tidak menabrak bagian belakangnya,” jawab rider berusia 28 tahun itu.

Rekan setim Jack Miller itu melanjutkan, “Akibatnya, saya kembali kalah beberapa meter lagi dan berharap ada peluang untuk menyalipnya di suatu tempat. Dani, adalah pembalap yang luar biasa. Jika kita memperhatikannya, sepertinya dia membalap hanya dengan kecepatan 80 persen. Dia sungguh mengesankan.”

“Dalam dua lap pertama saya terus-menerus tertinggal dalam grup. Hasilnya, tekanan ban depan saya meningkat. Kemudian roda depan beberapa kali terkunci saat melakukan pengereman. Maverick membalap dengan tidak menentu. Terkadang dia mengerem sangat terlambat, di lain waktu dia mengerem sedikit lebih awal dan kemudian melepaskan remnya lagi.”

“Begitulah dia selalu mengejutkanku, dia mengambil tikungan yang jauh lebih ketat dari biasanya. Saya hampir menabrak bagian belakangnya dan kemudian harus menyalipnya dari dalam, yang mana itu agak rumit. Saya kehilangan terlalu banyak waktu di belakangnya. Jika besok aku melawannya lagi, aku harus memastikan serangan pertama berhasil dan dia tidak bisa menyalipku lagi,” pungkas Brad Binder.