Home MotoGP Marco Bezzecchi : Saya Nebeng Pecco Pulang Naik Jet Pribadi yang Dipesannya

    Marco Bezzecchi : Saya Nebeng Pecco Pulang Naik Jet Pribadi yang Dipesannya

    Pecco Bagnaia - Marco Bezzecchi
    Pecco Bagnaia - Marco Bezzecchi

    RiderTua.com – Pecco Bagnaia memeluk rival sekaligus sahabatnya Marco Bezzecchi beserta sang guru Valentino Rossi di Austria saat melakukan selebrasi untuk merayakan kemenangannya. “Itu hanya pertunjukan di depan kamera, kenyataannya kami bukan teman,” ujar rider pabrikan Ducati itu sambil tersenyum.

    Dengan ekspresi yang sedikit lebih serius, pembalap asal Turin-Italia itu melanjutkan, “Kami menghabiskan banyak waktu bersama di luar lintasan. Tentu saja kami juga berbicara tentang motor, tetapi kebanyakan kami membicarakan hal lain.”

    “Kami berhubungan baik dengan semua orang di Akademi, terutama hubungan baik saya dengan Bez. Karena tidak semua orang suka pembicaraan sampah. Menurutku itu bagus dan kita bisa menjaga hubungan ini untuk waktu yang lama. Karena kami berteman jadi kami tidak sungkan untuk mengatakan apa yang kami pikirkan,” imbuh rider berusia 26 tahun itu sambil tersenyum.

    Bukan bagian dari konten editorial.

    Marco Bezzecchi : Saya Nebeng Pecco Pulang Naik Jet Pribadi yang Dipesannya

    Bezzecchi sependapat dengan Pecco. “Saya merasakan hal yang sama, kami sudah saling kenal selama bertahun-tahun, mungkin sudah 10 tahun. Pecco sudah menjadi bagian dari Akademi ketika saya bergabung dan dia menjaga saya sejak kecil. Begitulah hubungan ini berkembang dan kami berteman baik sekarang,” ujar rider berusia 24 tahun itu.

    “Kami sebenarnya tidak banyak bicara tentang motor, kami hanya melakukan itu di akhir pekan balapan. Senang rasanya punya teman seperti dia karena dia sangat kuat. Saya bisa belajar darinya, tapi dia juga bisa belajar dari saya, terutama dengan pembicaraan sampah saat bermain basket di rumah,” lanjut Bez sambil tertawa.

    BTW, persahabatan dengan Pecco punya manfaat besar bagi Bezzecchi. Seperti diketahui, Bagnaia membawa serta Bezzecchi pulang bersamanya dari Styria pada Minggu malam dengan jet yang dipesannya secara pribadi. “Ya, dia punya banyak uang sebagai juara dunia. Saya beruntung,” kata putra Vito Bezzecchi itu sambil tertawa.

    Bukan bagian dari konten editorial.

    Zaman Dulu Rival adalah Musuh Bebuyutan

    Dulu, Valentino Rossi membutuhkan permusuhan dengan para rivalnya seperti Max Biaggi, Sete Gibernau, Jorge Lorenzo, Casey Stoner dan Marc Marquez untuk memotivasi dirinya sendiri. Hal ini berbeda dengan generasi baru MotoGP yang kini malah bersahabat dengan para rivalnya. Mantan pembalap Heinz Kinigadner gagal paham dengan hal ini. Selama 2 atau 3 tahun, banyak penggemar yang heran sekaligus kagum melihat betapa damainya para pembalap MotoGP memperlakukan kompetitornya satu sama lain.

    Tentu permusuhan antara lawan pernah terjadi seperti Sheene vs Roberts, Doohan dan Gardner, Rossi dengan Gibernau, Biaggi, Lorenzo dan Marquez. Bahkan Rossi tak segan-segan mendorong Gibernau (Jerez 2005), Stoner (Laguna Seca 2008) dan Marquez (Sepang 2015). Di pit dia bermusuhan dengan rekan setimnya di Yamaha yang saat itu sedang naik daun, Jorge Lorenzo. Dia membangun tembok pembatas di pit dan mencegah rookie MotoGP 2008 itu mendapatkan ban Bridgestone yang lebih baik. Pembalap asal Mallorca-Spanyol itu harus kesulitan dengan ban yang lebih rendah.

    Bezzecchi Morbidelli Pecco Marini
    Bezzecchi Morbidelli Pecco Marini

    Dalam persaingan antara Andrea Dovizioso melawan Marc Marquez, mereka sering terlibat duel sengit untuk saling mengalahkan satu sama lain. Namun kedua rival itu terlihat selalu menunjukkan rasa hormat satu sama lain, hampir tidak pernah ada kata-kata buruk atau komentar yang bernada menghina yang mereka lontarkan.

    Situasinya berubah dalam beberapa tahun terakhir. Di satu sisi, banyak pembalap MotoGP seperti Pol dan Aleix Espargaro, Fabio Quartararo, Alex Rins, Brad Binder dan lainnya memilih tinggal di negara bagian kecil Andorra karena alasan pajak. Di sisi lain, mereka bertemu saat liburan di Ibiza atau Mallorca. Dan murid-murid VR46 Riders Academy seperti Bagnaia, Bezzecchi, Marini, dan Morbidelli tetap bersahabat. Karena setiap minggu mereka berlatih bersama di ranch milik Valentino Rossi di Tavullia.

    Konsultan KTM Heinz Kinigadner (juara dunia motorcross 250cc tahun 1984 dan 1985 dengan mengendarai KTM) kagum dengan cara hidup berdampingan secara damai para pembalap di MotoGP saat ini.

    Heinz mengungkapkan, “Di Formula 1 dulu banyak pembalap egois seperti Lauda, ​​Senna, Prost, Mansell, dan Berger. Begitu pula di zaman Rossi. Hari ini di MotoGP semua lawan adalah teman, mereka saling berpelukan di parc ferme. Satu-satunya pengecualian adalah Marc Marquez, yang jarang menemui pembalap lain setelah dia menjatuhkan lawannya. Hanya Jack Miller yang terkadang mau membuka mulutnya, tapi juga agak pendiam.”

    “Beberapa pembalap bahkan tidak memiliki naluri membunuh. Itu berbeda di zaman kita. Saat itu, moto dalam motorcross adalah ‘hanya lawan yang tergeletak di tanah yang merupakan lawan yang baik’. Di Formula 1, para pembalap tidak memperlakukan satu sama lain dengan penuh kasih sayang. Max Verstappen dan Lewis Hamilton tidak akan pernah makan pizza bersama. Seorang pembalap harus egois,” tegas Heinz Kinigadner.

    Di Red Bull-KTM, juga tidak ada permusuhan antara Brad Binder dan Jack Miller. Keduanya duduk bersama hampir setiap hari saat makan siang di Energy Station.

    © ridertua.com

    Iklan pihak ketiga – bukan bagian dari konten editorial.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini