RiderTua.com – Penalti karena melanggar batas tekanan ban akan diterapkan untuk pertama kalinya di Silverstone. Pembalap Ducati-Lenovo Pecco Bagnaia menjelaskan, “Aturan ini dimaksudkan untuk memastikan keamanan, tapi menurutku sebenarnya tidak lebih aman dengan aturan itu. Sejujurnya, kami tidak pernah mengalami masalah dengan tekanan ban bahkan dengan ban belakang.”
“Jika kita berada di bawah batas, itu adalah keuntungan yang jelas dalam hal performa dan cengkeraman. Untuk ban depan, 1,8 atau 1,9 bar adalah nilai terbaik yang memungkinkan. Jika kita melewatinya, motor akan menjadi tidak stabil. Kalau tekanan sedikit lebih tinggi, tidak masalah. Tapi lebih dari 2.0 bar dan kita mencapainya dengan sangat cepat, mulai menjadi sangat sulit untuk mengerem motor dan menutup racing line.”
“Dan jika kita ingin cepat, kita harus mengambil risiko dan kita bisa jatuh atau menjadi lambat. Jika melihat balapan saya di Jerez misalnya, saya dekat dengan para pembalap di depan tetapi kemudian harus membiarkan mereka satu atau dua lap untuk menurunkan tekanan ban sebelum saya bisa mencoba menyalip lagi,” papar pembalap asal Turin-Italia itu.
Mengenai Batas Tekanan Ban, Pecco Bagnaia : Tidak Lebih Aman
Regulasi tekanan ban menjadi topik hangat di GP Inggris, karena untuk pertama kalinya ada penalti jika batasan yang ditentukan oleh Michelin dilanggar. “Nilai batas untuk ban depan yang ditetapkan sebesar 1,88 bar dan untuk ban belakang sebesar 1,68 bar, harus dipenuhi 30 persen waktu di sprint dan lebih dari 50 persen di balapan hari Minggu. Angka-angka ini bisa sedikit berbeda tergantung pada trek balap,” jelas Piero Taramasso selaku manajer kendaraan roda dua Michelin.

Tidak semua pembalap senang bahwa peraturan ini. Lantas apakah regulasi tersebut bisa berdampak pada balapan? “Dari sudut pandangku, itu akan mengubah cara kita balapan. Karena limitnya diset agak tinggi. Jika kita berada di atasnya, akan mudah jatuh. Dan jika kita tidak ingin jatuh, kita harus membalap pelan-pelan. Jika kita gagal, kita akan dikenakan sanksi. Ini sangat sulit, tapi itulah aturannya,” tegas Francesco Bagnaia.
Juara Dunia MotoGP 2022 itu melanjutkan, “Tim pasti akan mencermati bagaimana kami dapat bekerja dengan baik dengan aturan ini. Kita tidak bisa mengendalikannya di motor. Jika kita start dari depan dan memimpin, tekanan udara kita akan lebih rendah. Tetapi jika kita start dari belakang, tekanan udara akan meningkat dan menyalip menjadi tidak mungkin. Itu dibuat untuk keamanan, tapi tidak aman.”
“Kami berbicara tentang pendapat kami di Komisi Keselamatan. Tapi keputusannya tetap sama, jadi kami harus beradaptasi. Kami harus membiasakan diri dan memahami bagaimana kami dapat meningkatkan kemampuan membalap kami ketika tekanan ban naik dan melihat dengan tim di pit apakah ada yang bisa kami lakukan untuk mencegahnya,” imbuh Pecco.
Beberapa pengamat dan pembalap bahkan menyatakan bahwa Ducati adalah pabrikan yang akan terpukul paling keras oleh aturan tersebut. 3 teratas di klasemen semuanya menunggangi Desmosedici, tetapi tidak menunjukkan kekhawatiran saat ditanya tentang hal itu.
“Memiliki 8 pembalap tentu membantu kami lebih memahami cara mengendalikannya,” jelas Pecco Bagnaia.
Sementara itu runner-up di klasemen Jorge Martin mengungkapkan, “Saya dapat mengatakan bahwa saya menang di Sachsenring dengan tekanan udara yang benar, jadi itu tidak akan menjadi masalah besar. Kisarannya tidak sebesar itu, tapi sama untuk semua pembalap.”
Marco Bezzecchi memperjelas pernyataan Martin, “Dalam pandangan saya, itu tidak bergantung pada pabrikan, tetapi pada posisi kita dalam balapan. Saat kita memimpin atau berada di grup teratas, itu berbeda dengan di lini tengah. Itu tidak mudah untuk mengontrol. Karena tidak hanya dapat dikontrol saat start dengan tekanan yang lebih tinggi.”
“Balapan dapat berkembang secara berbeda setiap saat, kita dapat memiliki banyak atau lebih sedikit pembalap di depan kita. Dan ketika tekanan udara meningkat, itu menjadi sedikit berbahaya. Tapi saya percaya bahwa tim kami mampu mengelolanya dengan cara terbaik,” pungkas pembalap tim Mooney VR46 itu.