RiderTua.com – Casey Stoner ikut prihatin dengan situasi sulit yang dihadapi Honda dan Yamaha di MotoGP. Namun dia melihat pabrikan Jepang sebagai korban utama dari perkembangan teknis di kelas utama. Selama berkunjung ke Goodwood Festival of Speed di Inggris, mantan pembalap asal Australia itu mengatakan, “Saya tidak berpikir Honda dan Yamaha harus disalahkan atas situasi saat ini. Sebaliknya, menurutku peraturan telah diubah untuk membantu pabrikan Eropa dengan aerodinamis mereka.”
“Beberapa tahun yang lalu ,sebenarnya diputuskan untuk melarang semua alat bantu aerodinamis, tetapi kemudian rencana ini tiba-tiba dibatalkan lagi. Itulah mengapa Suzuki meninggalkan MotoGP. Dan saya khawatir Honda dan Yamaha juga akan hengkang, karena apa yang ada sekarang bukanlah apa yang mereka janjikan. Motor sekarang bak mobil Formula 1 tapi dengan dua roda,” tegas Stoner.
Casey Stoner : Seperti Suzuki, Saya Khawatir Honda dan Yamaha Juga akan Hengkang dari MotoGP
Fakta bahwa pengembangan aerodinamis di MotoGP mengandung banyak risiko selalu menimbulkan pro dan kontra di antara para pembalap, tim, dan penggemar. Tahun lalu Direktur KTM Motorsport Pit Beirer mengeluhkan hal ini. “Saya tidak mengerti, mengapa olahraga ini sekarang membuat kesalahan seperti yang dibuat di Formula 1 10 tahun lalu?” ujar bos asal Jerman itu.
Pada saat yang sama, bos berusia 50 tahun itu menambahkan, “Saya tidak ingin mengeluh bahwa Aero buruk untuk olahraga balap motor. Kami harus menjadi lebih baik di bidang ini dan kami sedang mengusahakannya. Tapi topik ini akan terus diperdebatkan untuk waktu yang lama. Karena kami menginvestasikan banyak uang dan kami tidak dapat mundur.”
“Dari percakapan saya dengan bos balap Aprilia Massimo Rivola, saya menyimpulkan bahwa dia juga memiliki kekhawatiran yang tinggi. Dia melihat masalah ini dengan cara yang sama seperti yang kami lakukan di KTM, meskipun dia memiliki motor yang sangat kompetitif dengan paket aero yang sangat bagus,” imbuh Pit Beirer.
Bantahan bahwa saat itu pabrikan Eropa tidak lebih baik dari Jepang tidak dibiarkan begitu saja. “Mereka sudah memiliki wind tunnel dan semuanya. Terakhir kali saya melihat, itu masih sebuah motor sport dan bukan Formula 1. Beberapa tahun yang lalu dikatakan harus menuju ke arah yang berbeda, tapi sekarang tiba-tiba berubah,” ungkap Stoner.
Dan mantan pembalap berusia 37 tahun itu menekankan, “Aerodinamika menghabiskan banyak sumber daya dan juga lebih sulit untuk mengembangkan sesuatu dengan cepat di Jepang ketimbang di Eropa, tetapi itulah inti dari aerodinamika.”
“Sulit untuk mengatakan apa yang terjadi di benak para pembuat keputusan di pabrikan Jepang, saya belum berbicara dengan mereka secara pribadi. Tapi faktanya mereka sedang kesulitan dan mungkin mereka tidak mau mengikuti perkembangan ini. Menurut pendapatku, seharusnya tidak ada semua winglet dan semacamnya ini,” pungkas Casey Stoner.