RiderTua.com – Pecco Bagnaia dapat dikatakan adalah pembalap yang lengkap, terlepas dari beberapa kekurangan kecil seperti hilangnya konsentrasi sesaat yang membuatnya jatuh ke aspal. Sejak crash terakhirnya di Le Mans (tabrakan dengan Maverick Vinales), pembalap Ducati Lenovo itu terbukti tampil sangat stabil. Hubungannya dengan air di lintasan juga bukan yang terbaik. Tetapi dalam hal ini, juga perlu dicatat bahwa pembalap berusia 26 tahun itu telah membuat kemajuan yang jelas.
Selain itu, Pecco cepat dalam satu lap (4 kali pole position dari 8 Grand Prix pertama 2023) dan dia tahu bagaimana mengatur balapan. Rider murid VR46 itu melakukan start yang baik dan berhasil menunjukkan bahwa dia bisa dikatakan selalu menang dalam duel.
Pecco Bagnaia : Sprint Bukan Format yang Mudah
Selain itu, sejauh ini Francesco Bagnaia merupakan pembalap MotoGP yang paling banyak memanfaatkan format baru sprint. Dia mendulang total 74 poin dalam sprint race saja, lebih banyak dari siapa pun.
Inilah daftar perolehan poin dari sprint murni setelah 8 seri pertama:
- Pecco Bagnaia – Ducati, 74 poin
- Jorge Martin – Ducati, 59
- Brad Binder – KTM, 47
- Marco Bezzecchi – Ducati, 41
- Luca Marini – Ducati, 27
- Jack Miller – KTM, 25
- Aleix Espargaro – Aprilia, 21
- Johann Zarco – Ducati, 19
- Marc Marquez – Honda, 15
- Maverick Vinales – Aprilia, 15
- Miguel Oliveira – Aprilia, 10
- Alex Rins, Honda – 9
- Alex Marquez – Ducati, 9
- Fabio Quartararo – Yamaha, 8
- Franco Morbidelli – Yamaha, 6
- Dani Pedrosa – KTM, 4
- Enea Bastianini – Ducati, 3
Saat Pecco Bagnaia ditanya, apakah dia menyukai format baru sprint di MotoGP? “Ini sangat berbeda dari yang biasa kami lakukan. Jika kita memulai latihan pada hari Jumat dengan feeling yang baik, maka kita akan memiliki akhir pekan yang baik. Di sisi lain, jika kita memulai dengan keraguan, hanya ada sedikit waktu untuk perbaikan. Di Jerez misalnya, kami tidak menyelesaikan pekerjaan penyetelan motor sampai pemanasan dalam 10 menit pada hari Minggu,” jawab rider asal Turin-Italia itu.
Pecco menambahkan, “Itu bukan format yang mudah. Hari Sabtu sangat menuntut karena kita memiliki begitu banyak hal yang harus dilakukan. Tapi pada akhirnya, ini semua tentang beradaptasi dengan format baru. Ini jelas bukan format yang buruk, tetapi saya juga ingin mengatakan bahwa saya ingin lebih banyak waktu untuk bekerja dengan mempertimbangkan balapan.”
Jadi berapa nilai yang Pecco berikan untuk format baru pada skala 1 sampai 10? “8,” jawabnya.
Apakah Pecco lebih menyukai sprint atau lebih suka balapan hari Minggu seperti biasa?
“Saya lebih suka balapan panjang, yaitu balapan normal. Dalam sprint, kita melaju dengan kecepatan penuh, kita tidak perlu mengontrol apa pun. Saya tidak terlalu menyukainya. Saya lebih suka balapan di mana kita harus mengatur jarak dan merencanakan strategi kita,” jelas murid Valentino Rossi itu.
Menurut beberapa media, Pecco adalah pembalap yang sangat lengkap. Dia adalah salah satu pembalap di MotoGP yang mengerem paling keras. Dia berhasil mengumpulkan hasil yang baik dan juga start dengan baik. Dan bagaimana dia melihatnya dalam duel?
“Saya melihat diri saya sebagai pembalap yang bisa menyalip saat harus menyalip. Kita selalu dapat meningkat, tetapi saya akan mengatakan bahwa saya senang dengan diri sendiri dalam hal itu,” tegas adik Carola Bagnaia itu.
Bagaimana rasanya melaju di trek basah? “Saya akan mengatakan itu adalah kelemahanku,” ujarnya.
Kelemahan untuk ditingkatkan? “Ya, kami sangat meningkatkan aspek ini tahun lalu. Awalnya sangat sulit, tapi di akhir musim saya finis ke-3 di Thailand dan finis ke-2 dalam kondisi basah di Argentina. Lalu saya jatuh. Ya, tapi saya bertarung di sana. Jadi kami telah banyak berkembang,” pungkas Pecco Bagnaia.