RiderTua.com – Marc Marquez menguji sasis Kalex yang baru langsung dalam kondisi balap di Sirkuit Bugatti Le Mans. Sebelumnya tes rider Stefan Bradl untuk pertama kali mengujinya pada tes hari Senin di Jerez. Namun kelihatannya sasis baru tersebut belum menjadi solusi terbaik untuk pabrikan asal Jepang itu. Karena setelah mengujinya, Marquez mengatakan, “Sasis membuat perbedaan kecil dan sedikit membantu.”
Saat ditanya mengenai kelebihan dan kekurangan Kalex, pembalap Repsol Honda itu menjelaskan, “Saat berbelok di tengah tikungan, saya lebih suka sasis saya yang sebelumnya. Salah satu kekuatan saya adalah berbelok dengan cepat ke tikungan. Tapi bukan berarti harus lebih cepat dibandingkan dengan sasis lainnya,” ujar rider berusia 30 tahun itu.
Marc Marquez : Masih Punya Kelemahan Saat Mengerem Motor dan Keluar Akselerasi
“Tampaknya dengan sasis Kalex kita harus sedikit menyesuaikan gaya balap kita. Kita juga harus masuk tikungan dengan cepat. Tetapi ini juga memungkinkan membuat lebih banyak kesalahan, kita dapat melebar lebih jauh dan kembali ke racing line. Dengan sasis lain, lebih kritis dan lebih sulit untuk memahami ban depan. Dengan sasis baru, sepertinya kita lebih sering mendapat peringatan,” imbuh Marc Marquez.
Bagi para pembalap Honda yang dikenal roda depannya sering slip, ini adalah aspek yang tidak boleh dianggap remeh. “Tapi kita perlu memahaminya dengan lebih baik,” tegas Marquez tidak pernah lelah menekankan pentingnya hal ini.
“Kami masih punya kelemahan saat mengerem motor dan keluar akselerasi,” kata pembalap asal Cervera-Spanyol itu. Secara khusus, persaingan dari Ducati hanya saat akan menyalip di trek lurus, sedangkan para pembalap Honda harus mengambil banyak resiko di tikungan.
Marc Marquez tidak dapat dan tidak ingin mengidentifikasi dengan jelas alasannya. “Saya tidak tahu apakah itu karena sasis, aerodinamika, mesin atau kombinasi dari semuanya. Saya mengatakannya tahun lalu dan saya berpegang pada pendekatan itu. Saya mengatakan di mana saya kalah, tetapi bukan bagaimana cara meningkatkan. Karena saya bukan insinyurnya,” lanjut rekan setim Joan Mir itu.
“Saya mencoba yang terbaik di lintasan. Saya mencoba bertahan meski banyak menderita dalam balapan. Saya mencoba mencari cara untuk menjadi cepat dan saya mencoba mencari cara untuk konsisten dalam balapan. Tapi kemudian saya masuk ke pit, lalu mengatakan apa kelemahan kami dan di mana kami paling banyak kalah. Setelah itu, para insinyur harus memikirkan bagaimana melakukan perbaikan,” pungkas 6 kali juara dunia MotoGP itu.