RiderTua.com – Di GP Argentina (2 April 2023), Marco Bezzecchi (Mooney VR46) berhasil merayakan kemenangan pertamanya yang spektakuler di MotoGP. Setelah Franco Morbidelli (Yamaha) dan Pecco Bagnaia (Ducati), pembalap berusia 24 tahun itu menjadi pembalap ketiga di VR46 Riders Academy yang memenangkan balapan di kelas premier.
Bezzecchi telah menjadi bagian dari VR46 Riders Academy sejak 2015. Secara khusus dia berterima kasih kepada mentornya Valentino Rossi, “Tanpa Vale dan Akademi, mungkin mustahil bagi saya untuk mencapai titik ini.”
Marco Bezzecchi : Di Akademi VR46 Kami Seperti Saudara
Dalam sebuah wawancara, Marco Bezzecchi menceritakan awal mulanya dia bergabung di Akademi milik legenda MotoGP berjuluk The Doctor itu dan hubungannya dengan juara dunia 9 kali itu dan rekan-rekan se-akademinya.
Bagaimana Bez bisa masuk ke akademi? “Saat saya membalap di kejuaraan Italia pada 2015, saya memenangkan 7 dari 10 balapan di sana musim itu. Terkadang Carlo, Albi, Vale, dan Uccio datang dan menonton balapan. Selama penampilan wildcard saya di Mugello, kebetulan saya bertemu Carlo dan Albi di service road. Saat itu saya mengendarai Piaggio Ciao (moped Italia yang terkenal),” jawab rider asal Rimini-Italia itu.
Bez melanjutkan, “Carlo melihat saya dan kemudian menghentikan saya. Dia bertanya ‘Kamu Bezzecchi?’ Dan aku menjawab ‘ya’. Dia lalu bilang ‘Saya memiliki motor yang sama ketika saya masih muda, kamu harus membawanya ke peternakan’. Sejak saat itu kami selalu berhubungan. Saat saya mengunjungi ranch itulah saya bertemu Vale untuk pertama kalinya. Kami lalu berkenalan dan pada akhir tahun saya mendapat pesan bahwa saya diundang ke Akademi.”
Bagaimana rasanya bertemu idola untuk pertama kalinya? “Itu luar biasa karena dia sudah tahu banyak tentang saya! Saya tidak mengira dia tahu siapa saya. Dia tahu namaku, meskipun sejauh ini aku hanya meminta tanda tangannya. Di paddock MotoGP tidak mungkin bertemu atau berbicara dengannya. Saya sangat terkejut karena dia tahu pembalap seperti apa saya dan dia tahu gaya balap saya. Pertemuan pertama sangat fantastis, dia persis seperti yang saya bayangkan,” jawab Bez antusias.
Seorang pembalap muda sering dibayangi oleh ayah mereka. Bez juga punya ayahnya dan dia berada dalam bayang-bayang seorang Valentino Rossi. Apakah itu memberikan tekanan? Pembalap Ducati itu menjawab, “Sejak awal ayah saya sangat membantu, karena dia selalu menemani saya. Dia tidak pernah memaksa saya untuk melakukan apa pun yang saya tidak mau lakukan. Dia selalu ada di sisi saya dan memberi saya dukungan yang saya butuhkan. Setelah saya datang ke Akademi, dia terus mendukung saya.”
“Di sisi lain Valentino adalah yang terbaik dalam olahraga ini dan saya beruntung mendapat dukungan dari dia dan timnya. Tentu saja, ini juga memberikan tekanan tertentu pada saya. Tetapi menurutku aspek positifnya lebih banyak ketimbang aspek negatifnya.”

Apakah menurutnya dia tidak akan berada di MotoGP tanpa Akademi? “Ayah saya adalah seorang mekanik, ibu saya bekerja di kantor, jadi kami adalah keluarga biasa. Awalnya, Mahindra banyak membantu saya. Sebelum akademi, orang-orang di Mahindra adalah yang paling mendukung saya. Saya tidak perlu membayar sepeser pun di Kejuaraan Dunia Junior dan debut saya di Kejuaraan Dunia. Ketika mereka mundur dari Kejuaraan Dunia, saya cukup beruntung sudah berada di Akademi. Tanpa dia, segalanya mungkin berbeda,” tegas Marco.
Apa yang paling banyak dibantu Valentino? “Sejak dia pensiun tahun lalu, saya menyadari betapa menakjubkannya dia. Dia selalu bersama kita, bahkan ketika dia tidak hadir secara fisik. Dia selalu mengirimi kami pesan atau menelepon kami untuk mencari tahu bagaimana keadaannya. Kami memiliki hubungan yang sangat baik, dia telah memberi saya banyak nasihat selama 8 tahun terakhir,” imbuh Bez.
Nasihat seperti apa contohnya? “Terkadang dia menjelaskan kepada saya, bagaimana harus membalap di tikungan secara berbeda atau dia memberi saya nasihat tentang bagaimana saya bisa berperilaku lebih baik di pit. Saya juga selalu bisa meminta referensi film darinya karena dia tahu setiap film di dunia!” ujar Bez sambil tertawa.
Luca Marini yang notabene adalah adik Vale adalah rekan satu timnya, tetapi hubungan ini tampaknya tidak menimbulkan masalah bagi Bezzecchi. Vale tidak membedakan Luca dan Bezzecchi.
Pembalap bernomor start 72 itu menjawab, “Dia harus bersikap seperti ini. Kalau tidak, dia akan mendapat masalah dengan orang lain! Luca cepat dan pantas berada di sini. Namun Valentino juga memastikan tidak ada perbedaan. Kami sudah saling kenal di tim ini sejak lama, yang menurut saya merupakan keuntungan. Karena kami sangat mengenal satu sama lain, kami tahu bagaimana kami bekerja, apa yang kami suka dan tidak suka di atas motor. Vale melakukan pekerjaan yang sangat baik, karena di awal dia memberi kami beberapa peraturan untuk menjaga perasaan yang baik.”
Bahkan jika sesama anggota Akademi adalah teman kita, kita pasti ingin mengalahkan mereka dan terkadang kita pernah kesal dengan perilaku mereka di lintasan, bukan?
“Kami memiliki keuntungan tertentu karena kami berlatih bersama. Ini menciptakan hubungan yang meningkatkan daya saing kelompok. Tetapi ketika terjadi kesalahan, kita lebih menderita. Misalnya, jika pembalap yang tidak saya kenal melakukan manuver bodoh, saya akan marah sebentar saja. Ketika salah satu teman saya melakukan sesuatu yang tidak saya sukai, saya lebih menderita,” jawab rider yang berulang tahun pada 12 November itu.
“Untungnya kami selalu membicarakannya setelah itu, saya sering berbicara dengan Franky atau Pecco khususnya. Kita semua adalah karakter yang berbeda. Kita harus berusaha melakukan yang terbaik untuk menjaga hubungan baik kita. Tentu saja kita ingin saling mengalahkan. Tetapi pada saat yang sama kita melakukan segalanya untuk menjaga satu sama lain, karena kami seperti saudara,” pungkas Marco Bezzecchi.