Home MotoGP Marco Bezzecchi : Guru Tidak Mendukung Balap Motor, Lalu Saya Pindah Sekolah!

    Marco Bezzecchi : Guru Tidak Mendukung Balap Motor, Lalu Saya Pindah Sekolah!

    Marco Bezzecchi
    Marco Bezzecchi

    RiderTua.com – Usai menyabet gelar Rookie of The Year pada MotoGP musim 2022, Marco Bezzecchi semakin moncer dan tampil mengejutkan di musim 2023. Rider Mooney VR46 itu kini menjadi pemimpin klasemen bahkan mampu mengungguli juara bertahan Pecco Bagnaia.

    Setelah naik podium (finis ke-3) pada pembuka musim di Portimao dan finis ke-2 dalam sprint di Argentina, Bez sukses meraih kemenangan MotoGP pertamanya pada balapan hari Minggu di Las Termas. Dan meskipun dua kali melewatkan podium di Texas ketika dia finis ke-6, pembalap berusia 24 tahun itu tetap berada di puncak klasemen dengan keunggulan 11 poin atas sahabatnya Pecco.

    Marco Bezzecchi : Guru Tidak Mendukung Balap Motor Lalu Saya Pindah Sekolah

    Dalam sebuah wawancara, Bezzecchi berbicara tentang ketenarannya sebagai pembalap MotoGP dan bercerita mengenai awal mulanya sebagai pembalap motor.

    Marco Bezzecchi
    Marco Bezzecchi

    Saat Bez ditanya, bagaimana rasanya ketika orang yang bahkan tidak dia kenal bersorak untuknya? “Ini perasaan yang aneh. Di musim terakhir Moto2 saya, saya melihat semakin banyak penggemar di trek, tetapi sejak musim lalu ada lebih banyak lagi. Tentu itu bagus, terutama karena fan base saya terus bertambah. Juga karena saya tidak melakukan hal ‘gila’ dan hanya berusaha menjadi diri sendiri,” jawab rider asal Rimini-Italia itu.

    Kapan seseorang pertama kali secara sadar mengenalinya? “Setelah beberapa balapan bagus di Moto3, beberapa orang tertarik dengan saya. Pada awalnya itu tidak biasa bagi saya, tetapi juga sangat bagus. Itu juga selalu luar biasa ketika orang menghentikan saya jika saya pulang ke rumah, yang sekarang itu lebih sering terjadi,” lanjut murid VR46 Academy itu.

    Apakah Bez harus mengubah sesuatu dalam cara hidup atau perilakunya di depan umum? “Saat ini saya belum begitu terkenal. Tapi di tempat saya tinggal (Rimini), hasrat untuk olahraga balap motor sangat besar, jadi banyak orang di sana yang mengenal saya. Tapi mereka mengenal saya seperti semua pembalap Italia lainnya. Saya tidak harus mengubah perilaku saya sepenuhnya dalam waktu semalam, seperti yang dilakukan beberapa bintang reality show. Saya beradaptasi selangkah demi selangkah,” ujar putra Silvia Bezzecchi itu.

    Apakah Bez selalu bermimpi menjadi terkenal? “Tidak, tidak ada satu orang pun bermimpi untuk menjadi terkenal. Yang saya inginkan adalah balapan dan khususnya MotoGP. Ayah saya adalah seorang mekanik, sama seperti kakek saya, jadi saya tumbuh besar di lingkungan keluarga yang hobi sepeda motor. Ketika saya berumur 6 tahun saya menginginkan sepeda motor pertama saya,” jawab pembalap Mooney VR46 itu.

    Pembalap Ducati itu melanjutkan, “Kami pergi ke toko sepeda motor, karena ayah saya membeli skuter dan saya membutuhkan helm sebagai penumpang. Saat saya menunjuk sebuah helm yang saya inginkan, tetapi pemilik toko mengatakan bahwa helm ini milik anaknya dan dia tidak bisa menjualnya karena dia seorang pembalap. Saya kemudian bertanya kepada ayah saya, ‘apakah saya juga bisa balapan?’ Dan begitulah semuanya dimulai.”

    Apakah Bez harus meyakinkan sang ayah? “Itu tidak sulit! Saya mendapatkan mini bike pertama saat saya ulang tahun. Jujur, pada awalnya saya tidak terlalu baik. Saya tidak takut, tetapi begitu saya merasakan seseorang datang dari belakang, saya membiarkan mereka menyalipku. Ibuku juga tidak terlalu yakin. Tapi saya terus meminta ayah saya untuk pergi balapan. Dia tidak pernah memaksa saya, saya selalu bertanya, ‘bisakah kita membalap?’ Jadi dia terus membawa saya, dan semakin bertambah umur saya semakin bagus,” ujar Marco.

    Apakah Bez berhasil menyelesaikan sekolah dan lulus? “Ya, saya bisa lulus. 2 tahun lalu, saya harus pindah sekolah karena tidak mendapat dukungan dari guru. Jika kita ingin melakukan olahraga dengan serius, kita harus memberikannya 100 persen. Tentu saja, sekolah sangat penting. Sementara ayah saya sangat mementingkan karir balap motor saya, ibu saya bertanggung jawab atas tugas sekolah. Itu juga tidak mudah di sekolah lain, meskipun ada perubahan sekolah. Tapi untungnya saya lulus,” ungkap murid legenda MotoGP Valentino Rossi itu sambil tersenyum.

    Teman-teman bisa berubah menjadi ‘kejam’ saat kita begitu istimewa. “Untungnya, siswa lain di kelas mendukung saya dalam olahraga ini. Saya selalu sangat beruntung karena saya adalah tipe orang yang menghindari masalah. Saya ramah kepada semua orang dan saya senang masih punya beberapa teman dari sekolah. Karena biasanya dalam hidup ini hanya sedikit pertemanan yang bertahan, karena saya hampir tidak pernah ada di rumah,” pungkas Marco Bezzecchi kembali tersenyum.

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini