RiderTua.com – Start dari posisi ke-7 di grid, Fabio Quartararo mampu naik ke posisi ke-4 dalam sprint di GP Amerika. Pada awal lap keempat, rider Yamaha itu kehilangan dua posisi meskipun ada hambatan dan risiko membalap yang besar dan akhirnya roda depan selip lalu crash. Dia mampu melanjutkan, tetapi hanya finis di posisi ke-19 terpaut 27 detik di belakang Stefan Bradl (Honda) dan di depan Jonas Folger (GasGas).
“Saya berada di kelompok depan di belakang pembalap lain. Saya bahkan tidak bisa menyerang mereka, apalagi mencoba menyalip mereka. Kalau saya sendirian di lintasan saat latihan, saya bisa mengatur waktu cepat dengan mudah dan leluasa, jika bersama-sama dengan pembalap lain, itu tidak mungkin!” ungkap El Diablo.
Mengenai jalannya sprint race hingga crash yang dialaminya, Quartararo menjelaskan, “Saat berakselerasi dan di trek lurus, pembalap lain selalu menjauh, saya hanya bisa menambah beberapa meter di zona pengereman (late braking). Roda depan saya beberapa selip, tetapi ketika kita membalap di limit seperti itu, itu tidak selalu berakhir dengan baik. Itu terjadi kemudian, saya jatuh karena hilang grip roda depan.”
Quartararo tidak menyembunyikan fakta bahwa dia tidak berpikir Yamaha adalah motor terbaik di lintasan saat ini. Rider berusia 23 tahun itu mengungkapkan, “Dalam latihan hari Jumat saya satu kali mengikuti Pecco Bagnaia. Dia memiliki begitu banyak power dan traksi, sehingga selalu menjauh dari saya saat keluar tikungan dan di trek lurus,” ujar rekan setim Franco Morbidelli itu.
El Diablo menjelaskan, “Meskipun bertenaga, roda belakang hampir tidak berputar, dan roda depan juga hampir tidak terangkat, meskipun motor berakselerasi dengan sangat cepat. Tentu saja saya berusaha untuk tetap melakukannya. Tetapi ketika saya mencoba berakselerasi sekeras yang dia lakukan, roda depan terangkat dan saya harus berbelok. Itu membuat frustrasi!”
“Saya harus membalap dengan cornering speed yang lebih tinggi sehingga saya harus lebih mempercepat saat keluar dari tikungan dan memiliki kecenderungan wheelie yang lebih sedikit. Sementara itu, motor kita yang bersayap lebih terlihat seperti roket atau pesawat ruang angkasa.”
“Ini membawa tekanan kontak dan meningkatkan akselerasi, tetapi mengurangi kecepatan dan merusak perilaku kemudi. Catatan waktu yang lebih baik hanya dihasilkan jika kita memiliki mesin yang lebih bertenaga selain winglet. Dibandingkan dengan kompetitor, kami jauh sangat tertinggal,” keluh rider asal Nice-Prancis itu.
Ketika ditanya, apakah Yamaha harus mengesampingkan M1 dengan mesin in-line Bigbang yang berasal dari era Valentino Rossi dan membangun motor dengan mesin V4? “Saya tidak tahu, Saya selalu mengendarai Yamaha dan tidak pernah menguji motor balap V4 MotoGP. Tapi ada sesuatu yang harus diubah!” tegas Quartararo.
“Kami membutuhkan peningkatan besar-besaran pada motor, kami tidak dapat mengejar hanya dengan peningkatan kecil. Kami tidak dapat melanjutkan dengan dasar teknis ini untuk musim berikutnya. Tentu saja, modifikasi besar-besaran pada motor juga berisiko. Tapi kami sangat tertinggal sehingga kami harus mengambil risiko itu,” pungkas Fabio Quartararo.
RiderTua.com - Bagaimana jika Marc Marquez tetap melanjutkan dengan Honda?.. 'Saya bisa patah semangat ' katanya... Marc Marquez dipindahkan dari…
RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
Leave a Comment