Home MotoGP Davide Tardozzi: Pecco Bagnaia Tahu Apa yang Dilakukan

    Davide Tardozzi: Pecco Bagnaia Tahu Apa yang Dilakukan

    Davide Tardozzi - Pecco Bagnaia
    Davide Tardozzi - Pecco Bagnaia

    RiderTua.com – Manajer tim Ducati Lenovo Davide Tardozzi yakin bahwa musim ini, pembalap dengan kemenangan balapan terbanyak tidak akan memenangkan gelar dunia. Bagi manajer tim asal Italia itu, satu hal yang pasti bahwa Pecco Bagnaia memenuhi semua persyaratan untuk kembali merengkuh gelar dunia MotoGP pada 2023.

    Ketika ditanya apa yang paling dia apresiasi dari sang juara dunia, Tardozzi menjelaskan, “Saya pikir, itu adalah fakta bahwa Pecco percaya diri dengan kemampuannya dan pada dirinya sendiri. Dia sampai pada titik, di mana dia tahu apa yang bisa dan tidak bisa dikerjakan. Dia menjadi dewasa selama 1 tahun terakhir, seperti yang saya sadari menjelang akhir musim lalu. Di awal musim 2022, dia melakukan banyak kesalahan karena dia terlalu banyak menginginkan.”

    Davide Tardozzi: Pecco Bagnaia Tahu Apa yang Bisa Dilakukan

    Dengan juara dunia Francesco ‘Pecco’ Bagnaia dan Enea Bastianini, Tim Ducati Lenovo mengejar target ambisius tahun ini. Setelah The Reds asal Borgo Panigale itu sukses memenangkan ‘Triple Crown’ (Kejuaraan Dunia Pembalap, Tim, dan konstruktor) musim lalu, target musim ini adalah sukses mempertahankan gelar.

    Davide Tardozzi - Pecco Bagnaia

    “Saya tahu, kini Pecco mengerti bahwa terkadang hal-hal tidak berjalan seperti yang kita inginkan, terutama dengan 42 balapan yang akan kami lakoni tahun ini. Tahun ini, saya cukup santai mengenai hal itu. Karena di musim mendatang, pembalap yang berhasil memenangkan balapan terbanyak tidak akan memenangkan Gelar Dunia,” tegas Tardozzi yakin.

    Bagaimana pendapat Tardozzi tentang Enea Bastianini? “Enea masih penasaran. Apakah dia sedang tancap gas bersama teman-temannya di atas motor mini atau mengikuti balapan MotoGP, itu sama saja baginya. Ini tentang bersenang-senang, dan itulah mengapa dia membalap dengan bebas,” jawab Tardozzi.

    Pada saat yang sama, manajer tim berusia 64 tahun itu mengakui bahwa pindah ke tim pabrikan juga berarti lebih banyak tekanan. “Tim Ducati memberikan tekanan, ya! Orang-orang selalu mengatakan bahwa kami di Ducati menekan para pembalap, tapi bukan kami yang melakukannya. Saat kita masuk ke tim pabrikan Ducati, jelas ada tekanan di sana, sama seperti saat kita berada di pabrikan Honda. Ketika kita berada di atas motor merah, kita hanya perlu mencoba memenangkan kejuaraan dunia, itulah targetnya,” pungkas Davide Tardozzi.

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini