Home MotoGP Mitos Kutukan Nomor Start #1: Membawa Sial dan Angka Keramat? Cek Faktanya!

    Mitos Kutukan Nomor Start #1: Membawa Sial dan Angka Keramat? Cek Faktanya!

    mysterious number 1 - angka kutukan - angka keramat
    mysterious number 1 - angka kutukan - angka keramat

    RiderTua.com – Mitos kutukan nomor start #1 akan membuat pembalap gagal mempertahankan gelar apakah benar?.. Seperti diketahui pembalap yang memakai nomor satu di MotoGP terakhir adalah: Doohan di tahun 1998, kemudian Nicky Hayden (2007), Casey Stoner (2008, 2012) dan Jorge Lorenzo (2011). Mereka yang memilih untuk menggunakan #1, memang secara fakta setelah memakai nomor itu kemudian ditanggalkan, namun hal ini tidak terjadi pada Jonathan Rea yang lebih dari sekali bisa mempertahankannya dengan nomor #1. Salah satu penjelasan yang masuk akal adalah tingkat persaingan yang lebih ketat di MotoGP.. Namun fakta yang menunjukkan hal ini hanyalah mitos adalah: Fabio Quartararo dan Joan Mir yang tidak memakai nomor #1 tetap saja sulit mempertahankan gelar dunia.. ?

    Tolak 'Nomor Kutukan 1', Joan Mir Tetap Gunakan No 36
    Tolak ‘Nomor Kutukan 1’, Joan Mir Tetap Gunakan No 36

    Bahkan di negara maju tahayul ini masih ada dan dipercaya. Dan setiap negara berbeda-beda.. Karena MotoGP digelar di berbagai tempat dan negara maka angka tidak akan berpengaruh (bercanda ?)…

    Bicara ‘angka kutukan’ secara umum justru mengacu pada nomor #13, dikatakan orang Amerika bahwa mereka akan merasa tergganggu untuk tinggal di satu lantai tertentu di hotel bertingkat tinggi: lantai 13.

    Pecco Tidak Takut dengan Angka #1…?

    Namun tahukah anda, angka sial di Italia adalah angka 17… bukan 13. Hal ini akan membuat hari Jumat tanggal 17 menjadi hari yang sangat berhati-hati terhadap nasib buruk, namun tahayul ini hanya terjadi di Italia loh.

    Pecco Bagnaia - Paolo Ciabatti
    Pecco Bagnaia – Paolo Ciabatti

    Keyakinan bahwa angka 17 akan membawa sial di Italia mungkin sudah ada sejak zaman Romawi kuno. Di dalam angka Romawi, nomor 17 adalah XVII. Satu anagram ( jika diacak bisa membentuk kata lain) untuk XVII adalah bisa disusun menjadi VIXI. Dalam bahasa Latin, vixi berarti “Saya telah hidup”, implikasinya adalah ‘sekarang saya sudah mati’…. hii ngeriii.?

    Bahkan Pythagoras (Filsuf Yunani Ionia kuno) menganggap angka 17 tidak sempurna, tidak seperti angka 16 dan 18 yang lebih menarik secara aritmatika. Oleh karena itu, angka 17 dianggap sebagai pertanda buruk di Italia dan harus dihindari sebisa mungkin…

    Jadi (Mungkin) Pecco Bagnaia tidak akan takut memakai nomor #1, namun dia mungkin ragu dan berfikir seribu kali jika disuruh pakai nomor #17.. Ciao ? NB: Bukan Artikel untuk narasi Youtube dll… Usaha Sendiri Dong Enak Aja Main Comot wkwkwk..

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini