Home MotoGP Valentino Rossi Jadi ‘Korban’ dari Akademinya Sendiri

    Valentino Rossi Jadi ‘Korban’ dari Akademinya Sendiri

    Valentino Rossi - VR46 Academy
    Valentino Rossi - VR46 Academy

    RiderTua.com – Dengan membukukan 9 gelar juara dunia, 115 kemenangan dan total 235 podium di kejuaraan dunia balap motor, Valentino Rossi adalah salah satu pembalap paling sukses dalam sejarah GP. Tetapi karena karir olahraga seperti Vale jarang ditemukan terutama di negaranya, pembalap asal Tavullia-Italia itu sejak awal khawatir tentang bakat muda dari Italia.

    Bagi legenda MotoGP itu, mempromosikan talenta muda dari negeranya masih menjadi hal yang penting baginya. Namun kekuatan dan perfoma muridnya membuat mantan pembalap Yamaha itu terkagum-kagum.

    Valentino Rossi Jadi ‘Korban’ dari Akademinya Sendiri

    Rossi mulai berlatih dengan talenta muda, tetapi awalnya dia tidak fokus untuk mempromosikan talenta muda. “Kami mulai pada 2006/2007. Saya sudah berada di sana selama bertahun-tahun dan saya ingin memiliki seseorang untuk menemani saya, dan pada saat yang sama harus menjadi pembalap juara dunia yang berlatih bersama saya untuk memahami level dan menjadi lebih kuat,” kata rider berjuluk The Doctor itu dalam sebuah wawancara.

    Bukan bagian dari konten editorial.
    Valentino Rossi - VR46 Academy
    Valentino Rossi – VR46 Academy

    Pertama, pekerjaan dimulai dengan Marco Simoncelli yang tinggal tidak jauh darinya. Setelah crash tragis di Sepang pada tahun 2011, di mana ‘Super Sic’ meninggal dunia, Rossi kemudian mengajak banyak pembalap muda dan mendirikan ‘VR46 Riders Academy’. Franco Morbidelli, Francesco Bagnaia dan adiknya Luca Marini termasuk rider muda pertama dari pusat latihan balap yang didirikannya.

    Kini ketiganya berhasil masuk ke kelas MotoGP hingga saat ini. Bahkan Bagnaia dan Morbidelli berhasil merayakan gelar juara dunia di Moto2. Dan Bagnaia adalah pembalap pertama di akademi yang juga berjaya di kelas utama pada tahun 2022.

    Untuk diketahui, Rossi sempat meremehkan hal itu, karena tiba-tiba murid-muridnya mulai mengalahkan sang guru. “Pada titik tertentu, tibalah saatnya masalah muncul. Karena para pembalap menjadi begitu kuat sehingga tiba-tiba menjadi lawan saya,” ujar rider berusia 43 tahun sambil tertawa, yang kembali bertarung untuk kesuksesan di balap roda empat pada tahun 2023 sebagai pembalap pabrikan BMW.

    “Saya tidak pernah memperkirakan seperti itu. Saya meremehkan dan itu diluar kendali saya. Saya ikut bersemangat dan ‘excited’ karena jika mereka bisa, mereka pasti mengalahkan saya,” pungkas Papa Giulietta itu sambil tersenyum.

    © ridertua.com

    Iklan pihak ketiga – bukan bagian dari konten editorial.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini