Home MotoGP Johann Zarco: Motor Sudah Kencang Tapi Belum Menang, Entah Apa yang Salah?

    Johann Zarco: Motor Sudah Kencang Tapi Belum Menang, Entah Apa yang Salah?

    Johann Zarco
    Johann Zarco

    RiderTua.com – Tiga musim di Ducati Zarco belum pernah ‘salto’ alias belum menang, meski motornya sudah kencang.. Johann Zarco tidak sekonsisten Pecco Bagnaia dan Enea Bastianini di musim ketiganya bersama Ducati.. dia masih bingung. “Saya tidak tahu apakah kita perlu mengubah setingan motor agar sesuai dengan gaya balap saya, atau apakah gaya balap saya yang harus beradaptasi lebih baik dengan motor. Mungkin kita harus melakukan dua-duanya,” kata Zarco..entah apa yang salah dengan keduanya..

    Namun dia berhasil mengidentifikasi kelemahan yang menjadi biang keroknya. Ducati Corse menggunakan opsi untuk Johann Zarco tepat waktu, padahal di GP Mugello pada akhir Mei dan awal Juni lalu, masih belum jelas di tim mana pembalap asal Prancis itu (15 podium MotoGP, 8 pole position, tetapi tidak menang) akan berada di musim mendatang. Pasalnya, Jack Miller mendapat tawaran dari Ducati untuk kembali ke Pramac dari tim Lenovo Ducati. Jika rider asal Australia itu menerima tawaran tersebut, Zarco akan ‘dijual’ ke Gresini Ducati. Namun Miller lebih memilih kontrak 2 tahun dengan Red Bull-KTM. Enea Bastianini dipromosikan ke Lenovo, sehingga tim Pramac tetap tidak berubah dengan Jorge Martin dan Zarco pada 2023.

    Bukan bagian dari konten editorial.

    Johann Zarco: Ada yang Kurang Pada Roda Depan

    Zarco mengatakan, “Saya harus sedikit menunggu sampai Ducati memastikan semua tempat untuk musim mendatang. Bagi saya, penting bagi saya untuk terus membalap di Pramac. Karena tim balap milik Paolo Campinoti telah menjadi tim pabrikan Ducati kedua selama bertahun-tahun.”

    “Kami akan mempunyai materi yang sangat kompetitif lagi. Itu selalu merupakan mimpi yang bagus, untuk suatu hari dimasukkan ke dalam tim resmi pabrikan. Tapi pada dasarnya di Ducati saya adalah rider paling tua di kelas ini. Saya masih mampu tampil cukup baik, saya bisa menerima tantangan dari generasi muda,” imbuh rider berusia 32 tahun itu.

    “Fakta bahwa saya akan membalap untuk musim ketiga di Pramac pada 2023 juga memiliki poin bagus. Karena setiap tim satelit membutuhkan sponsor. Dan ketika pembalap muda pindah tim lagi setelah 1 tahun, para pemodal menjadi kurang stabil. Jika seorang pembalap dengan pengalaman bertahan bersama tim untuk jangka waktu yang lebih lama, itu positif untuk sponsor. Saya akan melakukan segalanya untuk memberikan Pramac hasil terbaik,” lanjutnya.

    Bukan bagian dari konten editorial.

    Johann Zarco Back Flip Salto

    Zarco sekarang berada di peringkat 5 di Kejuaraan Dunia, tetapi terpaut 86 poin di belakang pemimpin klasemen Fabio Quartararo. Dia mengumpulkan 51 poin dalam lima balapan, Bagnaia 69 poin, Bastianini 61, sementara Miller hanya 31 setelah dua kali nirpoin. Namun seperti tahun lalu, Zarco kurang konsisten setelah mengawali musim dengan baik. Dia hanya mengoleksi 14 poin dalam empat balapan terakhir.

    Apakah Zarco masih berpikir dia punya peluang untuk menempati tempat kedua di tim Lenovo? “Ketika para manajer Ducati tidak dapat memutuskan apakah mereka harus memilih Jorge Martin atau Enea Bastianini untuk tim Lenovo, saya bercanda dengan mereka dan berkata, jika Anda merasa sangat sulit untuk memilih antara Italia dan Spanyol, maka ambillah orang Prancis, yaitu sebuah negara di tengah-tengah,” ujar Zarco sambil tertawa.

    Rekan setim Jorge Martin itu melanjutkan, “Ducati telah memilih Bastianini yang berusia 24 tahun, yang pasti bisa balapan di MotoGP selama 10 tahun lebih lama dari saya. Saya tidak mengatakan bahwa saya akan membalap hanya 1 tahun lagi. Tapi dalam 10 tahun, saya pasti tidak akan lagi berada di sana.”

    Di Misano Zarco mengatakan, di mana dia crash di tikungan pertama bersama Michele Pirro dan Pol Espargaro, bahwa dia kurang percaya diri dalam menangani motor Desmosedici dibandingkan dengan rekan semereknya seperti Bastianini.Johann Zarco

    Zarco menjelaskan, “Dengan Ducati kita membutuhkan feeling yang sangat baik untuk bagian depan. Pecco Bagnaia adalah yang terkuat di bidang ini. Sepertinya feeling pada roda depan adalah kelemahan saya. Saya tidak merasakan limit ban depan seperti yang lainnya. Itulah mengapa saya membutuhkan waktu lebih lama di beberapa lintasan untuk mencatatkan waktu terbaik, dan bahkan ketika saya kompetitif, saya tidak punya feeling yang optimal di bagian depan. Itu mencegah untuk meraih hasil yang lebih baik.”

    Zarco kini menjalani musim ketiganya bersama Ducati. Tapi dia masih bingung. “Saya tidak tahu apakah kita perlu menyesuaikan motor lebih baik dengan gaya balap saya, atau apakah gaya balap saya harus beradaptasi lebih baik dengan motor. Mungkin kita harus melakukan dua-duanya. Jika kita membuat kemajuan, otomatis kita jadi percaya diri,”  pungkas Zarco.

    © ridertua.com

    Iklan pihak ketiga – bukan bagian dari konten editorial.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini