RiderTua.com – Tiap mobil pasti memiliki berat yang bervariasi, tergantung dari ukuran modelnya sendiri. Biasanya bobotnya bisa mempengaruhi performa dari mobil itu sendiri. Bahkan bobot mobil bisa juga mempengaruhi efisiensi baterai pada mobil listrik. Tentu ini menjadi masalah yang harus dievaluasi oleh produsen otomotif.
Baca juga: Porsche Siap Rilis Mobil Listrik Terbaru?
Bobot Mobil Dapat Pengaruhi Efisiensi Baterai Pada EV
Dari data yang dikumpulkan oleh Bjorn Nyland, 70 mobil EV atau listrik murni memiliki bobot yang bervariasi. Namun yang paling mencolok yaitu bobot yang dimiliki oleh Mercedes-Benz EQV. Bagaimana tidak, mobil MPV premium ini memiliki bobot nyaris mencapai 3 ribu kg, atau tepatnya 2.960 kg.
Tentu bobot ini jauh lebih berat ketimbang EV termurah yang ada dalam daftar tersebut, yaitu Mitsubishi i-MiEV. Memang kalau diperhatikan, keduanya memiliki ukuran dimensi yang berbeda, dan EQV jauh lebih besar ketimbang i-MiEV. Bobot EQV bahkan lebih berat dari Audi e-Tron yang hanya mencapai 2.720 kg.

Makin Berat, Makin Boros Baterai
Mungkin ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan, mengingat EQV berupa MPV bongsor berbobot paling berat diantara model EV lainnya. Tapi bagi mobil listrik, bobot masih menjadi permasalahan yang dihadapi oleh produsen. Sebab makin berat bobot mobilnya, maka efisiensi baterainya bisa lebih tidak efisien.
Dalam arti lain, bobot mobil bisa mempengaruhi efisiensi baterai sehingga bisa membuatnya makin boros dan baterai menjadi kurang awet. Akibatnya, mobil listrik yang seharusnya ramah lingkungan malah menjadi kurang ramah lingkungan. Sehingga produsen harus mencari cara untuk mengatasi masalah ini dengan melakukan berbagai pengembangan lebih lanjut.
Saat ini kebanyakan mobil listrik memiliki bobot kurang dari 2.500 kg, atau bahkan lebih kecil dari itu. Meski bobotnya bisa tergantung dari dimensi mobil itu sendiri, tapi produsen bisa saja mengurangi beratnya dengan memberikan komponen lebih ringan. Dengan begitu, efisiensi baterainya takkan berkurang begitu saja.