RiderTua.com – Hujan menyelamatkan Danilo Petrucci… Pada GP Styria-1, Danilo Petrucci finis kedua dari belakang yakni di tempat ke-18 di depan pembalap pabrikan Yamaha Maverick Vinales. Dan seminggu kemudian di balapan kedua di Red Bull Ring, pembalap Tech3 KTM itu sedikit lebih beruntung dengan finis ke-12. Hal ini tak lain karena hujan yang membawa berkah bagi pembalap berusia 30 tahun itu. Tak seperti pembalap-pembalap depan yang memutuskan untuk masuk pit dan berganti motor dengan ban hujan, Petrux dan beberapa pembalap lain yang berada di barisan belakang tetap melintas di trek basah dengan ban slick. Alhasil, pembalap asal Italia itu bisa menyodok ke depan.
Hujan Menyelamatkan Danilo Petrucci
Juga karena kualitas Danilo Petrucci yang sangat baik dalam hujan, rider asal Italia itu naik ke posisi ke-12 dan mengantongi 4 poin Kejuaraan Dunia. Dengan 30 poin, dia menempatkan dirinya di posisi ke-18 secara keseluruhan.
“Balapan yang sangat sulit. Dalam kondisi kering, saya tidak punya feeling yang baik terhadap motor. 10 lap pertama adalah mimpi buruk karena tidak mungkin mendapatkan kecepatan yang baik. Saya hampir tidak bisa berakselerasi karena ban belakang tidak berfungsi, itu berarti saya kehilangan banyak waktu. Selama 3 lap terakhir, saya mencoba untuk menyelesaikan balapan. Karena tinggi dan berat badan saya, ini adalah trek terburuk bagi saya. Saya senang kami tidak lagi melakoni balapan lain di sini tahun ini,” kata Petrucci.
Para petinggi KTM mengalami emosi yang naik turun di balapan kandang mereka. Brad Binder dengan gaya balapnya yang berani dengan ban slicks di trek basah, memastikan kemenangan GP yang mengejutkan. Sementara Iker Lecuona meraih hasil terbaiknya di MotoGP dengan posisi ke-6. Miguel Oliveira jatuh dan Petrucci tidak punya peluang di trek kering.
“Dalam balapan seperti ini, pasti ada peluang. Iker dan Valentino sedikit lagi bisa naik podium, sampai sesaat sebelum akhir. Dan saya berada di 10 besar. Tetapi dalam kondisi seperti itu, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Ini semua tentang kebahagiaan dan tetap duduk di atas motor. Lap terakhir sangat sulit,” pungkas mantan pembalap Ducati itu.