RiderTua.com – Luca Cadalora, mantan pelatih Valentino Rossi ragu Vinales akan bisa cocok dengan mesin V4 Aprilia. Dia ‘lahir’ di MotoGP dengan gaya balap yang dibentuk dari dua mesin inline-4 (Suzuki dan Yamaha). Maverick Vinales akan hengkang dari Yamaha pada akhir musim MotoGP 2021. Banyak yang berspekulasi jika pembalap berusia 26 tahun itu kemungkinan besar akan merapat ke Aprilia. Hal itu membuat Luca Cadalora (mantan pelatih balap Valentino Rossi) ragu. Usai GP Assen, Cadalora mengatakan, “Sulit untuk memahami bahwa Vinales ingin meninggalkan Yamaha. Memiliki pembalap seperti Quartararo di sisi kita sebagai rekan setim, memang bisa membuat kita melakukan hal seperti itu. Pada tahun 1993 tidak ada rekan satu tim Rainey yang menginginkannya. Setahun sebelumnya, dia menjadi rekan Kocinski, yang ternyata hasilnya menjadi bencana,” kenang juara dunia tiga kali dan pemenang GP 34 kali dalam sebuah wawancara.
Luca Cadalora Ragu Vinales Cocok dengan Aprilia
Luca Cadalora menambahkan, “Saya selalu suka memiliki rekan setim yang kuat. Kita bisa berkembang, itu membuat kita lebih kuat. Pada tahun 2016 dimana Valentino disandingkan dengan Jorge Lorenzo, menurut saya adalah pasangan pembalap yang sama-sama tumbuh. Untuk sebuah tim, yang terbaik adalah memiliki dua pembalap yang kuat, tetapi terkadang itu tidak mungkin. Di atas segalanya, mereka harus kuat secara mental.”
Sebagai mantan pelatih balap bintang Yamaha Valentino Rossi, pria berusia 58 tahun itu juga menekankan, “Dari sudut pandang teknis, saya dapat meyakinkan bahwa Yamaha menawarkan dukungan yang sama kepada kedua pembalap pabrikan.”
Maverick Vinales tidak akan lagi menjadi pembalap pabrikan Yamaha mulai tahun 2022, yang secara resmi dikonfirmasi pada hari Senin. Peralihannya ke Aprilia santer terdengar.
Bagaimana Cadalora menilai kemungkinan kolaborasi antara pemenang MotoGP 9 kali itu dan pabrikan Italia dari Noale? “Aprilia melakukan balapan yang hebat di Assen,” kata mantan pembalap asal Italia itu, merujuk pada posisi ke-8 dari ujung tombak Aprilia Aleix Espargaro di GP Belanda.
“Saya pikir Aleix Espargaro adalah pembalap yang sangat kuat. Salah satu dari mereka yang melakukan segala kemungkinan dengan motor. Tidak mudah menemukan seseorang untuk diletakkan di sisimu. Ketika dia bersama Suzuki, motornya masih baru terbentuk setelah comeback. Sebenarnya, kami belum pernah melihatnya di tim top MotoGP. Tapi dia melakukan pekerjaan yang hebat dengan Aprilia. Dia juga bertarung dengan Marc Marquez di Assen.”

“Saya tidak berpikir Vinales dapat menemukan jalannya di Aprilia dengan baik. Dia hanya mengendarai motor MotoGP dengan mesin inline-4. Beralih ke mesin V4 setelah bertahun-tahun, itu tidak mudah,” kata runner-up 1994 500cc itu.
Selain itu Vinales juga harus mengurangi tuntutan gajinya. Tapi Cadalora tak hanya melihat masalah uang dalam hal ini. “Uang bukanlah segalanya. Penting bagi kita untuk merasa dihargai oleh pabrikan tempat kita membalap. Tetapi jauh lebih penting bagi pembalap untuk menemukan lingkungan yang tepat, dan prasyarat teknis untuk dapat mengekspresikan bakat mereka. Ada banyak faktor yang menjadi dasar seorang pembalap memutuskan untuk mendukung atau menentang sesuatu. Tetapi uang belum tentu menjadi aspek yang paling penting,” pungkas pria asal Italia itu.