RiderTua.com – Selama membela tim Yamaha, Maverick Vinales hanya bisa sukses di atas M1 secara sporadis. Dia dijuluki sebagai ‘juara dunia latihan bebas’ dan sejauh ini hanya memenangkan sembilan balapan di kelas MotoGP dengan M1. Jauh dari pencapaian pendahulunya Jorge Lorenzo yang dia gantikan (Juara Dunia 2010, 2012 dan 2015). Hubungan dengan Yamaha telah rusak karena berbagai alasan. Ada 3 hal yang terlihat jelas dan menunjukkan Vinales mulai bersikap keras dengan Yamaha dan memperlihatkan retaknya hubungan mereka..
3 Hal Ini Cerminan Hubungan Vinales dan Yamaha Tak Harmonis
Vinales finis kedua dalam dua balapan pertama di Jerez pada tahun 2020, tetapi kemudian jatuh kembali ke fase depresi. Skandal klep di Yamaha juga mengganggunya, bahkan dia harus menggunakan mesin keenam dan start dari pit lane. Tahun lalu Vinales hanya berhasil meraih satu kemenangan. Morbidelli dan Quartararo masing-masing menang tiga kali dengan motor tim satelit Petronas. Morbidelli bahkan menyelesaikan tahun sebelumnya sebagai runner-up, Vinales peringkat keenam Dunia.
1. Pernyataan Kontroversi Pertama
Vinales pernah mengatakan dia akan berpikir dua kali jika akan pindah tim di masa depan. Dia jelas mengacu pada transfer ke Movistar-Yamaha sebelum musim 2017 dari Suzuki. Setelah mendapat komplain dari Yamaha, dia mencoba meluruskan gambaran tersebut. Dia mengatakan dia mengacu pada tahun Moto3 2012. Tapi tidak ada yang percaya itu.
2. Pernyataan Tak masuk Akal
Dia juga menyatakan bahwa Yamaha hanya kompetitif empat kali dalam setahun. Pernyataan ini juga tidak masuk akal. Karena Morbidelli adalah runner-up pada tahun 2020, Quartararo adalah pemimpin klasemen pada tahun 2021, Yamaha telah meraih enam pole position dalam sembilan balapan tahun ini, dan M1 telah memenangkan tujuh dari 14 balapan pada tahun 2020.
3. Hanya Menjadi Tes Rider
Maverick Vinales alami masa terburuknya di GP Jerman. Pembalap Spanyol itu start dari posisi ke-21, dan finish terakhir di posisi ke-19. Salah satu ungkapan yang sedikit keras keluar dari mulut Vinales… “Yamaha menyuruh saya untuk bekerja, keluar trek dan mendapatkan data, jadi apa yang harus saya lakukan?.. Finish di posisi 23? Saya berada di sini bukan untuk itu, bukan untuk mengumpulkan data atau untuk menjadi tes rider. Pada akhirnya ada saatnya, sebagai seorang pembalap.. tampaknya seperti kurangnya rasa hormat,” katanya.
Di Yamaha bos tim rupanya mulai panas. Direktur balapan Lin Jarvis dan direktur tim Massimo Meregalli.. “Maverick adalah pembalap yang mahal, kita harus membuat dia semakin di depan” namun mereka mendapati solusi sia-sia.
Pada hari Jumat Vinales hanya bisa menahan diri untuk tidak berbicara dengan wartawan di Assen.
Tidak perlu menjadi pengamat untuk menebak… seperti Jorge Lorenzo (Repsol-Honda) dan Johann Zarco (KTM) pada 2019, kontrak dua tahun Vinales sekarang juga dihentikan sebelum waktunya (kali ini atas permintaan pembalap dan Yamaha setuju).
Race director Yamaha Lin Jarvis dan Massimo Meregalli tidak mau mengomentari topik sensitif itu di Assen.