RiderTua.com – Minggu lalu, butuh keajaiban untuk menghadapi cuaca GP Prancis. Cuaca yang berubah-ubah mendominasi jalannya balapan mulai latihan bebas pertama hari Jumat hingga race hari Minggu. Di semua kelas jalannya balapan sangat tidak terduga. Khususnya di kelas MotoGP, dimana format balapan flag-to-flag diterapkan karena hujan turun saat race sedang berlangsung. Dalam tiga hari (Jumat-Minggu) terhitung terjadi 117 crash. Rekor ini jelas meningkat dan mengalahkan catatan tahun lalu sebanyak 100 insiden. Bahkan ini juga melebihi catatan tahun 2018 lalu yang membukukan 109 kali ndlosor. Rider Repsol Honda Marc Marquez dan pendatang baru Moto3 dari Indonesia Andi Farid Izdihar masing-masing terjatuh sebanyak 4 kali. Menjelang putaran ke-6 di Mugello, balapan akan berjalan seru. Mengingat ini merupakan balapan kandang bagi superstar Valentino Rossi.
Rentetan Crash di Le Mans dan Balapan Kandang Rossi di Mugello
Dalam hal ini, Le Mans, Phillip Island dan Silverstone dikenal sebagai balapan di mana kondisi cuacanya tidak menentu sehingga membuat jalannya kejuaraan dunia menjadi lebih autentik. Pada balapan akhir pekan lalu, Le Mans mencetak rekor crash di sirkuit Bugatti sepanjang 4,185 km itu.
Artinya, Le Mans masih jauh dari catatan crash yang dibukukan Valencia 2019 dalam cuaca ekstrem yang mencapai 150 kejadian. Atau Misano 2017, ketika kombinasi cuaca buruk hujan lebat dan permukaan trek yang tidak rata mengakibatkan 140 rider bergelimpangan.
Sebaliknya, tingkat kejatuhan yang tinggi di Le Mans adalah normal. Jika melihat angkanya, ini bak sebuah festival. Rider Repsol Honda Marc Marquez dan pendatang baru Moto3 Andi Farid Izdihar masing-masing terjatuh sebanyak 4 kali. Dalam kasus Marquez juga Alex Rins, keduanya sama-sama crash saat melaju sendirian dalam balapan. Bahkan Vinales terjatuh saat dalam perjalanan menuju trek dengan kecepatan hanya sekitar 20 km/jam.
Rekor Crash MotoGP
Sebagian besar, lebih dari 50 crash terjadi di Moto3. Yang memberi pelajaran berharga pada kelas terkecil, dalam seni ‘meluncur di atas aspal‘. Selain itu, muncul lelucon ‘Turn 3 Club’.
Jelas ini bukan hal yang lucu bagi si korban. Hampir merupakan keajaiban bahwa, hanya dua pembalap yang harus absen setelah GP Prancis karena cedera. Rookie Moto2 Yari Montella harus absen karena patah pergelangan tangan, dan pembalap Moto3 Yuki Kunii juga absen karena patah tulang selangka.
Muncul pertanyaan, apakah Sirkuit Bugatti benar-benar cocok untuk mencapai tujuan tertentu? Jawabannya pasti ‘ya’, bahkan jika kita bisa melihat lebih dekat sudut kemiringan yang berlawanan di tikungan 3 yang terkenal.
Yang paling penting adalah perkembangan ban standar yang dibekukan. Meskipun dulu ada banyak senyawa ban yang disesuaikan dengan trek, suhu, dan kondisi cuaca tertentu, kini pilihannya sangat terbatas.
Ban, ban hujan atau slick, dihomologasi sepanjang tahun dan catatan crash Le Mans adalah bukti nyata bahwa dalam hal ini ‘satu ukuran cocok untuk semua’ hampir pasti bukan model yang berfungsi secara umum. Apalagi jika uang yang dihemat untuk pengembangan ban dihabiskan untuk suku cadang dan tagihan medis sebagai gantinya.
Mugello dan Rossi
Kini GP Mugello sudah dekat, trek yang bersejarah bagi Valentino Rossi. Selama lebih dari 10 tahun, mulai dari 1997 hingga 2008, itu adalah ‘wilayah’nya. Dia memenangkan 10 dari 12 balapan, 7 kali berturut-turut mulai dari awal era 4-tak MotoGP pada 2002.
Tapi kejadian itu sudah lama sekali. Pada 2010 rider yang kini berusia 42 tahun itu menderita patah tulang tibia dan fibula saat latihan pada Sabtu pagi. Mengingat sejarah itu, Valentino Rossi menatap optimis GP Italia 2021. Berkali-kali rider Petronas Yamaha itu mengatakan, bahwa dia masih ingin terus balapan selama dia masih bisa kompetitif.
Kini posisi Rossi di tim pabrikan Yamaha digantikan pembalap muda Fabio Quartararo. Performa rider berusia 22 tahun itu sangat luar biasa. Dalam 5 balapan pertama musim ini, dia telah dua kali memenangkan balapan berturut-turut (Qatar-2 dan Portimao).
VR46 Riders Academy telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam membawa bakat-bakat muda Italia baru ke puncak. Termasuk Franco Morbidelli. Namun performa tersebut akan tergerus jika Morbidelli terus melambat, akibat motornya yang ‘ketinggalan jaman’.
Mugello akan menjadi tempat yang tepat bagi Valentino untuk menetapkan arah, untuk menyerahkan motor pabrikan kepada pembalap muda di tahun-tahun mendatang. Dia bisa hanya fokus pada peran barunya sebagai pemilik tim MotoGP.