RiderTua.com – Johann Zarco: Saya berpeluang besar merebut gelar… Johann Zarco dan Pramac Ducati tak menyangka bisa naik podium di balapan ‘kacau’ Le Mans. Rider ‘anak kampung sini’ itu mampu menunjukkan performanya yang luar biasa dalam balapan kandang dan dalam kondisi cuaca yang sangat sulit. Pembalap berusia 30 tahun itu start dari posisi ke-5 di grid. Kemudian mampu merangsek naik ke posisi 2 lalu kembali turun ke posisi 4. Tapi sejurus kemudian malah merosot tajam ke urutan 11. Dan di lap ke-5, sirkuit Bugatti yang diguyur hujan, memaksa 22 rider MotoGP masuk pit dan berganti motor. Dari kekacauan inilah, Zarco mengambil keuntungan dari kesempatan ini. Dia kembali bisa merangkak ke posisi 8 namun 1 lap setelah pergantian motor, dia kembali turun 2 tempat. Namun pada akhirnya, Zarco mampu menunjukkan performa terbaiknya.
Johann Zarco: Saya Berpeluang Besar Merebut Gelar
Kemudian Zarco menunjukkan kualitas luar biasanya di trek basah. Marc Marquez (Repsol Honda) yang sempat unggul pada lap ke-8, tersingkir. Takaaki Nakagami (LCR Honda) menyalip Zarco pada lap 15, dan rekan senegaranya Fabio Quartararo (Yamaha) pada lap 22. Saat mencapai garis finis, hanya pembalap pabrikan Ducati Jack Miller yang berada 3,970 detik di depannya.
Zarco naik podium untuk ke-10 kalinya dalam karir MotoGP, namun sejauh ini belum bisa menang. Timnya Pramac Ducati juga tidak pernah menang. Di klasemen kejuaraan dunia, juara Moto2 dua kali itu kini berada di urutan ke-3 dengan 68 poin di belakang Quartararo (80 poin) dan Bagnaia (79 poin). Setelah dua kali finis ke-2 dalam dua balapan pertama di Qatar, rider asal Prancis itu bahkan mampu memimpin klasemen kejuaraan dunia.
“Saya memulai dengan start yang buruk dan harus memilih garis yang lebar di tikungan pertama,” jelas Zarco saat dia kehilangan lima tempat.
“Di lap pertama hujan sedikit menetes, di lap kedua hujan semakin deras. Sejak saat itu, yang terpenting adalah memasukkan motor ke pit tanpa mengalami kecelakaan. Dengan ban hujan saya berada di posisi ke-5, tidak apa-apa. Saat itu hujan turun deras dan berangin. Ini mengubah beberapa titik referensi di trek. Ban belakang medium saya butuh 3 atau 4 lap untuk bekerja dengan baik. Di lap-lap ini saya kehilangan terlalu banyak waktu untuk bisa memikirkan kemenangan.”
“Salah, jika kita berpikir tidak senang dengan kemenangan yang terlewat. Saya senang finis di posisi kedua. Saat trek semakin kering, ban belakang saya semakin bagus. Ketika saya menyalip Nakagami, saya melihat Fabio dan tahu bahwa saya bisa menyalipnya. Sementara Jack jauh di depan.”
Rider tim Pramac Ducati itu melanjutkan, “Saya puas mencetak 20 poin. Setelah Qatar saya memimpin kejuaraan, jadi secara otomatis saya percaya saya berpeluang untuk memenangkan gelar. Saya punya cukup pengalaman untuk itu. Apa yang saya lewatkan adalah, sedikit lebih banyak pengalaman dengan Ducati untuk merasa lebih nyaman. Motornya sudah siap dan begitu juga dengan timnya.”
Zarco menambahkan, “Saya siap, saya hanya harus merasa nyaman di Ducati setiap saat. Jika itu terjadi cukup cepat selama musim, maka saya memiliki peluang besar untuk merebut gelar. Saya membuat kesalahan di Portimao dan saya tidak merasa nyaman di Jerez, jadi saya hanya mengumpulkan 8 poin di sana. Sekarang saya dalam posisi yang nyaman lagi. Apa yang pernah saya ucapkan setahun lalu, akan saya ulangi ‘Ducati memiliki banyak potensi’.”