Categories: MotoGP

Ducati Kalah di Qatar karena Yamaha M1 Menang ‘Irit Bensin’

RiderTua.com – Pembalap Ducati harus pintar mengatur konsumsi bahan bakar. Di Qatar Ducati harus ‘mengebiri’ tenaga mesin yang hampir 300 hp 1000 cc V4 untuk balapan 22 lap. Ini dimaksudkan untuk menghemat bahan bakar, mengingat tangki hanya berkapasitas 22 liter. Alhasil, pembalap Yamaha Maverick Vinales dan Fabio Quartararo menang di Qatar. Ada faktor eksternal di Qatar yang membuat motor-motor Ducati lebih boros bahan bakar dibanding Yamaha.. Jadi tidak selamanya mesin dengan power besar bisa ‘membusungkan dada’ ketika mereka ‘adu irit bensin’ agar 1 tangki bisa pas sampai garis finis. Hal lain, di akhir lap mesin akan diperintahkan berubah ke mode ‘hemat BBM’ jika secara hitungan (Mileage) motor akan kehabisan bensin sebelum sentuh garis finis, akibatnya power dibatasi (pemetaan mesin). Direktur olahraga Ducati Corse, Paolo Ciabatti menjelaskan masalah ini..

Ducati Kalah di Qatar karena Yamaha M1 Menang ‘Irit Bensin’

Dalam tiga balapan MotoGP awal musim 2021, sejauh ini Ducati puas dengan performa dari para ridernya. Francesco ‘Pecco’ Bagnaia dan Jorge Martin berhasil mempersembahkan 2 pole position. Tak hanya itu, dalam klasemen Kejuaraan Dunia saat ini, Pecco dan Johann Zarco berhasil masuk 4 besar. Sementara itu, Jack Miller yang sejak awal digadang-gadang sebagai pembalap terbaiknya, masih berjuang setelah menjalani operasi arm pump dan crash di Portimao. Namun sayang, meski menorehkan hasil yang memuaskan, tim The Red belum sekalipun menang di tahun 2021 ini.

Direktur olahraga Ducati Corse, Paolo Ciabatti mengatakan, “Kami sudah terbiasa dengan desain ban Michelin yang baru. Di Jerez nanti, kami harap motor kami bisa kompetitif seperti di Portimao. Jerez juga harus memiliki akhir pekan yang positif. Ini adalah lintasan balap tempat kami bisa melakukan balapan dengan baik.”

Pada GP Jerez-1 tahun lalu, Pecco menyelesaikan balapan di tempat ke-7. Sementara itu, Andrea Dovizioso finis di tempat ke-3 di Jerez. Dan Jack Miller di tempat ke-4. Pada balapan kedua di Jerez, Bagnaia sempat berada di urutan kedua. Namun sayang dia kemudian mengalami kerusakan mesin dan gagal finis.

Jadi tidaklah mengherankan jika Ducati tampil luar biasa, baik dalam tes dan kualifikasi di Qatar musim ini. Dan itulah alasan, mengapa bintang Ducati sering mengambil 5 tempat pertama pada kecepatan tertinggi. Zarco mencetak rekor dengan kecepatan mencapai 362,3 km/jam di Qatar. Tetapi pada akhirnya, tidak ada kemenangan yang bisa dihasilkan dari keunggulan ini.

Lebih lanjut, Ciabatti menjelaskan, “Di trek balap tertentu, kami harus memastikan bahwa kami mencapai garis finish dengan suplai bahan bakar. Oleh karena itu, pada paruh kedua balapan di tanjakan yang memakan bahan bakar, para pembalap harus mengatur konsumsi bahan bakarnya dan beralih ke mode yang lebih irit saat memetakan mesin.”

“Terkadang juga tergantung pada kondisi eksternal. Misalnya, jika kami diterpa angin dari depan secara langsung, otomatis konsumsi bahan bakar meningkat. Itu yang terjadi di Qatar, misalnya pada balapan pertama. Kemudian situasinya berubah. Bukan rahasia lagi, di beberapa trek, konsumsi bahan bakar menjadi perhatian, bukan hanya bagi kami. Itulah mengapa kami harus berkompromi antara performa mesin dan konsumsi bahan bakar di balapan seperti itu,” imbuh pria asal Italia itu.

Desmodromic Ducati Bekerja Efektif

Selain itu Ciabatti juga menekankan, “Kami tidak memiliki spesifikasi mesin sendiri untuk Qualifikasi. Perangkat keras apa yang kami gunakan dalam latihan dan kualifikasi juga digunakan dalam balapan. Dan jika perlu, perangkat elektronik akan mengintervensi.”

Sementara itu manajer tim Pramac Ducati, Francesco Guidotti mengatakan, “Ducati memiliki tiga ‘pemetaan’ yang berbeda, mereka tidak punya nama khusus. Mereka hanya ditandai dengan huruf atau angka di dasbor.”

Para insinyur mesin dari tim lawan setuju, bahwa kontrol katup desmodromic eksklusif Ducati relatif ekonomis dengan bahan bakar, bahkan pada kecepatan mesin tinggi.

“Ya, saya dapat memastikan bahwa desmodromic adalah sistem yang sangat efisien dan efektif. Ini bekerja dengan sangat baik. Namun dalam kondisi tertentu kami tetap harus berhati-hati dengan pasokan bahan bakar,” pungkas Ciabatti.

This post was last modified on 28 April 2021 09:20

Rafie Satya Pradipta

Leave a Comment

Recent Posts

Neta V-II Dijual Lebih Murah Dari Neta V Karena Ini

RiderTua.com - Neta sebelumnya merilis Neta V di Indonesia sejak tahun lalu, dan sukses terjual hingga ratusan unit. Kini mereka…

5 Mei 2024

Wuling Berbicara Soal MPV Listrik di Indonesia

RiderTua.com - Wuling baru memiliki tiga mobil listrik yang dijualnya di Indonesia, terdiri dari Air EV, Binguo EV, dan Cloud…

5 Mei 2024

Wuling Cloud EV Tanpa Sunroof Seperti Alvez

RiderTua.com - Wuling Cloud EV menjadi pelengkap mobil listriknya di Indonesia setelah merilis Air EV dan Binguo. Model ini memiliki…

5 Mei 2024

Seres E1 yang Terjual Ratusan Unit, Tapi Jarang Terlihat di Jalan

RiderTua.com - Seres E1 menjadi salah satu mobil listrik yang dijual di Indonesia ketika pasarnya pertama kali dimulai disini. Meski…

5 Mei 2024

Aleix Espargaro Kesal : Zarco Harus Lebih Respect

RiderTua.com - Aleix Espargaro sangat tidak senang bersenggolan dengan Johann Zarco di GP Spanyol. Pertarungan mereka di Jerez berakhir ketika rider…

5 Mei 2024

Antrian Pesanan Toyota Vellfire Kini Mencapai Enam Bulan!

RiderTua.com - Toyota Alphard dan Vellfire di Indonesia kini mendapatkan model generasi terbarunya setelah sekian lama. Kedua mobil MPV mewah…

5 Mei 2024