RiderTua.com – Di Ducati kini berlaku aturan tidak tertulis bahwa tidak masalah Pramac bersaing dengan tim resmi.. Paolo Ciabatti dengan meyakinkan menyatakan, dia tidak meremehkan fakta bahwa pembalap tim satelit Pramac sejajar dengan tim pabrikan Ducati. “Kami senang saat Ducati memimpin, tidak peduli dari mana asalnya,”.. Artinya seperti kemarin jika duo Pramac naik podium dan kalahkan tim pabrikan, no problemo. Kita lihat saja di akhir musim jelang penentuan gelar dunia, apakah tidak ada tim order dengan mengeluarkan kode ‘Mapping 8‘ yang terkenal itu..
Paolo Ciabatti: Pramac Kalahkan Tim Pabrikan Ducati? No Problemo..!
Meskipun masih tanpa kemenangan setelah tiga balapan pada musim 2021, Ducati adalah pabrikan yang membawa pulang ‘medali’ terbanyak: lima podium Ducati, tiga untuk Yamaha dan satu untuk Suzuki. Dari lima trofi tersebut, tiga diraih oleh pembalap Pramac Racing (dua untuk Johann Zarco, satu untuk Jorge Martin). Duet Prancis-Spanyol itu juga berhasil lolos di tiga kualifikasi dengan berada di barisan depan (front row), termasuk satu pole.

Hasil tim satelit berada satu level dengan tim resmi Ducati. Tim resmi Ducati Lenovo hanya unggul 3 poin dari Pramac Racing. Setelah memimpin kejuaraan, Johann Zarco menyerahkan tahtanya setelah crash di Portimao, tetapi tetap dekat dengan Francesco Bagnaia (selisih 6 poin). Rookie Jorge Martin berada di depan pembalap pabrikan lainnya, Jack Miller.
Jika tim satelit lebih kuat dari tim pabrikan bisa menjadi tekanan bagi tim pabrikan.. Direktur olahraga Ducati Corse Paolo Ciabatti kepada media Jerman Speedweek berujar… Jika Ducati Lenovo Team adalah lengan kiri pabrikan Italia di MotoGP, Pramac Racing adalah lengan kanannya.
“Kesuksesan Pramac tidak menimbulkan masalah sedikit pun bagi kami. Anda tahu seberapa dekat Ducati dan Pramac Racing bekerja sama. Ducati menangani semua manajemen teknis Pramac, dan motornya benar-benar identik. Kami menganggap Pramac sebagai tim kedua kami. Kerja sama tidak bisa lebih dekat. Itu sebabnya kami sangat senang dengan kesuksesan Pramac. ”
“Saat Ducati berada di posisi terdepan atau memimpin kejuaraan dunia, kami senang. Tidak masalah dari tim mana pembalap itu berasal,” tambahnya.
Francesco Bagnaia memanfaatkan jatuhnya Johann Zarco untuk mengambil posisi pembalap terbaik Ducati, tetapi jarak dengan Prancis tetap kecil (6 poin). Johann Zarco bahkan jauh di depan Jack Miller, yang belum bersinar di Tim Lenovo Ducati. Tidak hanya dikalahkan oleh rookie Jorge Martin, pembalap Australia itu juga dikalahkan oleh rookie Ducati lainnya, Enea Bastianini, peringkat ke-9 dalam klasemen setelah balapan pertama yang bagus (10, 11, 9). Pembalap keenam dan terakhir merek Ducati, Luca Marini, baru saja meraih 4 poin pertamanya di MotoGP di Portugal. Mungkin dengan tubuh paling tinggi Marini butuh waktu lama untuk menyesuaikan gaya balap, ergonomi dan setup yang cocok buatnya..
Seperti Mapping 8 di Mugello 2019 yang disinyalir merupakan skenario Ducati jegal dominasi Marc Marquez