RiderTua.com – Tim VR46 Rossi: Pembalap kami benar-benar profesional, Ducati juga sangat percaya pada VR46 Riders Academy, kata Valentino… Ducati juga tahu, VR46 mempersiapkan pembalap dengan baik dan pembalap VR46 menanggapinya dengan sangat serius.. Setelah melakoni dua balapan, Pecco Bagnaia menjadi satu-satunya pembalap dari VR46 Riders Academy yang masuk 10 besar. Jelas Valentino Rossi sangat bangga dengan pencapaian anak didiknya itu. Musim 2021, untuk pertama kalinya VR46 Riders Academy mengirimkan tiga pembalap ke Kejuaraan Dunia MotoGP plus sang mentor Valentino Rossi. Ketiga pembalap itu adalah, runner-up tahun lalu Franco Morbidelli, pembalap pabrikan Ducati Francesco ‘Pecco’ Bagnaia dan rookie Luca Marini di tim Esponsorama-Avintia.
Tim VR46 Rossi: Pembalap Kami Benar-benar Profesional
“Kami sangat bangga dengan pembalap kami di MotoGP. Dimulai dengan Franco yang memenangkan tiga balapan tahun lalu dan bersaing untuk merebut gelar juara dunia,” puji The Doctor tentang rekan setimnya di Petronas itu.
“Saya harus mengatakan, jika itu bagus. Karena Ducati juga sangat percaya pada VR46 Riders Academy. Kita dapat melihat bahwa kami mempersiapkan pembalap dengan baik dan pembalap kami menanggapinya dengan sangat serius. Mereka berlatih keras dan menjadi profesional sejati. Mereka menaruh kepercayaan pada Pecco, begitu pula saudara laki-laki saya. Itu membuat kami sangat bangga dengan pekerjaan hebat ini. Pada akhirnya, tentu saja para pembalaplah yang membuat perbedaan,” imbuh Rossi.
Pada GP Qatar-1, Bagnaia sukses menjadi pole position dan finis di tempat ke-3. Pembalap yang akrab disapa Pecco itu membawa pulang peringkat ke-4 di klasemen Kejuaraan Dunia. Rossi mengatakan, “Saya pikir dia adalah penerjemah yang hebat untuk Ducati. Karena dia sudah berhasil mengubah gaya membalapnya dengan sedemikian rupa, sehingga dia menemukan cara untuk mengatasi masalah pada motornya. Dan pada saat yang sama dia mampu memanfaatkan kekuatannya sepenuhnya.”
Vale Cerita Tentang Franky
Morbidelli terbilang menjadi pembalap pertama di VR46 Riders Academy, kini dia menjadi rekan satu tim Valentino Rossi di Petronas Yamaha SRT pada tahun 2021. Setelah melakoni dua balapan awal musim di Qatar, pembalap berusia 26 tahun itu belum memetik hasil yang diinginkannya.
“Ayah Franco pindah dari Roma ke Babbucce, sebuah desa kecil di sebelah Tavullia. Karena ada banyak trek dan fasilitas untuk pembalap muda di daerah tersebut,” kata Vale, menceritakan awal mula juara dunia Moto2 tahun 2017 itu bergabung di akademinya.
“Ayahnya kemudian berbicara dengan papa Graziano, dan mengatakan, ‘Putra saya adalah pembalap yang baik, dia ingin berada di Cava’. Kebetulan kami sedang berlatih di sana saat itu,” imbuh pembalap berusia 42 tahun itu.
“Franco bergabung di Akademi pada tahun 2013, karena pada tahun itu kami baru memulai aktifitas di akademi. Tapi dia pernah berlatih bersama kami sebelumnya, yakni mulai dari 2009 atau 2010, saat kami masih memiliki Marco Simoncelli,” jelas Rossi.
Apa pendapat Rossi dan teman-teman tentang Franky? “Dia dipilih karena dia anak yang baik. Dia masih sangat muda tapi sudah sangat kuat. Setelah apa yang terjadi pada Marco, kami mencoba membantu Franco. Awalnya dia lebih tertarik ke superbike dan supersport. Tapi kami bertaruh padanya, kami ingin membawanya langsung ke Kejuaraan Dunia dengan motor Moto2. Karena kami pikir, dia tidak tepat untuk superbike, dia terlalu kuat untuk kelas itu,” pungkas Vale.
