RiderTua.com – Davide Barana (direktur teknis Ducati Corse), Edoardo Lenoci (kepala pengembangan Aerodinamika Ducati), Gabriele Conti (bos departemen sistem elektronik Ducati) ketiganya adalah insinyur kepercayaan Gigi Dall’Igna.. Mereka sepakat bahwa pembekuan mesin atau bagian dari aerodinamika hingga MotoGP 2022 membuat ruang gerak Ducati semakin kecil untuk mengalahkan pabrikan-pabrikan Jepang yang lebih besar. Menurut mereka Ducati tim yang paling terpengaruh akibat batasan pengembangan motor…
Hingga saat ini tim Ducati merasa bangga, sebagai pabrikan sepeda motor yang terbilang kecil, mampu bersaing dan mengalahkan pabrikan raksasa roda dua Jepang. Mereka mampu bersiang dengan lebih sedikit insinyur, lebih sedikit anggaran (secara teoritis).. Dan Ducati mengatur sumber daya nya secara kreatif.
Tim Ducati terkenal dengan kecerdikan, selalu pintar memahami regulasi / aturan sehingga mampu merancang dan melengkapi mesin mereka dengan penemuan yang merevolusi MotoGP. Hal ini telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir dan dengan demikian mereka berjanji untuk terus melakukannya. Bahkan semua tim mengikuti penemuan mereka..
Namun, krisis kesehatan membawa dampak krisis ekonomi dengan penjualan sepeda motor yang lebih rendah, juga sponsor … dan telah menyebabkan MotoGP melakukan langkah-langkah berbeda untuk menghemat biaya. Seperti pembekuan mesin atau bagian dari aerodinamika hingga 2022. Ducati mendukung proposal ini, karena menjadi bagian dari Assosiasi Pabrikan (MSMA).. Semua anggota setuju dengan suara bulat.
Namun ada hal lain yang akhirnya berdampak pada kebiasaan Ducati yang selalu ber-inovasi… “Kami adalah tim yang paling inovatif, semua orang tahu itu. Dengan pengurangan biaya itu lebih sulit. Kita tahu harus mencoba segalanya sebelumnya karena kita hanya memiliki satu peluang di trek. Dengan lebih banyak data, kita bisa pergi dengan lebih percaya diri,” kata Gabriele Conti, bos dari departemen sistem elektronik Ducati,..
Davide Barana, adalah direktur teknis departemen balap Ducati dan merupakan tangan kanan Gigi Dall’Igna (sang maha guru Ducati)’, memiliki pendapat yang sama. “Bagaimana jika kita yang paling terpengaruh dengan pembatasan itu? Ya, kita. Lebih sulit bagi kita. Ducati telah terbukti paling inovatif. Hal yang paling membuat frustrasi adalah ketika kita berinovasi dan itu dilarang,” katanya.
Barana juga mengingatkan bagaimana di masa lalu sayap inovasi mereka ‘dikebiri’. Meskipun, semua akhirnya berhasil membuat fairing serupa. Tentu saja, Davide Barana memperingatkan bahwa dengan pembatasan kali ini tidak berarti bahwa inovasi tidak akan ada.
Kepala pengembangan Aerodinamika Ducati, Edoardo Lenoci, tanpa ingin terlihat menanggapi berlebihan, mengatakan. “Masih ada hal-hal yang tidak homolog (bisa diutak-atik) untuk tahun 2020. Contohnya bagian roda depan cukup bebas. Kami akan menghabiskan waktu di sana. Juga di bagian belakang motor,” katanya.
This post was last modified on 15 Juni 2020 19:43
RiderTua.com - Jack Miller mengakui bahwa tidak ada peluang melawan Acosta, pembalap Australia itu terkesan dengan rookie GasGas di Portimao..…
RiderTua.com - Dengan Hyundai yang telah meluncurkan Ioniq 5 N di Korea Selatan, model ini akan dihadirkan di negara lainnya.…
RiderTua.com - Produk dari Kia sudah tidak bisa diragukan lagi soal kualitasnya. Terlebih dengan model BEV yang dijualnya sejauh ini,…
RiderTua.com - Hyundai telah meluncurkan Ioniq 5 N sebagai mobil listrik berperforma tinggi pertama dari divisi mobil sport N. Model…
RiderTua.com - Hyundai Kona Electric generasi terbaru telah dihadirkan di Indonesia, hanya saja harga jualnya tidak ikut diumumkan. Meski mereka…
RiderTua.com - Honda baru memiliki dua mobil hybrid yang dijual di Indonesia, yaitu CR-V dan Accord e:HEV. Meskipun dijual dengan…
Leave a Comment