
RiderTua.com – Rookie MotoGP terbaik tahun ini Fabio Quartararo, mengejutkan semua orang, tidak hanya di paddock pada tahun 2019. Namun semua itu berkat kondisi lingkungan timnya yang mendukung. Setelah mendengar ceritanya, inikah kelemahan dari ‘Bocah Ajaib’ Quartararo ?
Inikah Kelemahan dari ‘Bocah Ajaib’ Quartararo ?

Tekanan sebagai ‘Next Marquez’
Pada tahun 2015 dia memulai kariernya di Kejuaraan Dunia Moto3. Bermodalkan dua kali juara CEV, Fabio naik podium di balapan keduanya di Moto3. Namun Quartararo tidak tahan dengan tekanan: Dia tidak tahan dianggap sebagai “The Next Marc Marquez”….
Di saat-saat sulit dia bertanya pada dirinya sendiri: ‘Mengapa kamu membuat kesalahan?’… Akhirnya dia tahu itu adalah tekanan karena dibandingkan dengan Marc dan memberikan kemenangan. Akhirnya Fabio berusaha melupakan apa yang dikatakan semua orang dan ‘menekan tombol reset’ di kepalanya, kata Quartararo.
Belajar Tetap Tenang
Quartararo belajar tetap tenang karena setiap akhir pekan ada cerita yang berbeda dengan masalah yang berbeda di motor atau di tim tekanannya hebat, kata Fabio..Ketika dia bergabung dengan tim Speed-up, awalnya sulit karena mereka mengubah pabrikan elemen suspensi sebanyak tiga kali. Tapi bosnya tidak pernah menekan dia. Dia mengajari Fabio untuk tetap tenang, untuk mengerjakan metode kerja saja dan itu terbukti berhasil (menang di Barcelona)..

Kunci Keberhasilannya di MotoGP
Suasana di tim MotoGP Petronas Malaysia adalah kunci keberhasilan bagi Quartararo: “Tidak ada tekanan dari tim. Mereka hanya ingin saya tetap tenang dan melakukan yang terbaik. Itu adalah salah satu tim pertama yang saya perhatikan. Tidak ada yang membuat saya stres atau membuat saya tertekan, semua orang tenang dan melakukan pekerjaannya. Setelah selesai, kita bisa bersenang-senang dan tertawa bersama, kita bisa menikmatinya di dalam dan di luar lintasan.”
Terlihat waktu usia 17 tahun Fabio tidak tahan terhadap stress, dia butuh tim yang tidak memberinya tekanan dan dia bisa menang. Bahkan setelah di MotoGP dia juga menemukan tim yang cukup perhatian, tidak membuat dia tertekan. Apakah Quartararo mampu menerima tekanan jika dia berada di tim resmi Yamaha ke depan?
Jika dia mampu belajar mengatasi tekanan itu baik baginya. Namun jika melihat kondisi mentalnya terdahulu, untuk menang seri sepertinya dia mampu, namun untuk menjadi juara dunia mungkin masih butuh “pematangan mental juara” dulu..
Trending Artikel Minggu Ini ( TOP5):
- Mengolok-olok Honda: 2020 Digaji Repsol, Lorenzo Lalu ke Yamaha Kembangkan Motor Anti-Marquez
- Jorge Lorenzo Menjadi Ksatria Putih atau ‘White Knight’ di Yamaha, Selamatkan Rossi?
- Ternyata Alasan Lorenzo Mundur dari Honda dan Melipir ke Yamaha, Bukan Karena Cedera Saja
- Elang Tercepat dari Suzuki: Hayabusa 2021, Lolos Euro5 dan Kubikasi 1500 cc ?
- Berita Bagus Buat Rossi, Michelin Ciptakan Ban Belakang Baru yang Lebih Baik Lagi!