RiderTua Mobil – Ketika nilai tukar dolar mulai merangkak naik hingga Rp 14.000 bahkan lebih, terjadi perubahan pada sektor perekonomian. Tak hanya itu saja, sektor otomotif juga ikut terdampak karenanya. Akibatnya, mau tak mau mereka harus menaikkan harganya, memang berat sih namun bagaimana lagi. Honda tak naikkan harga mobilnya walau dolar naik.
Baca juga: Ketika Honda Civic Type R Disulap Jadi Pikap
Tidak Selamanya Harus Naikkan Harga
PT. HPM (Honda Prospect Motor) menganggap kalau menaikkan harga ketika dolar sedang melonjak dirasa masih belum perlu dilakukan. Hingga saat produsen masih bisa menahan harganya. Ini dilakukan agar konsumen tidak diberatkan dengan adanya kenaikan harga mobil.
Sementara itu, jelang mudik Lebaran pasti akan ada banyak konsumen yang berburu mencari mobil baru. Moment inilah yang dimanfaatkan oleh Honda. Dolar naik Honda malah beri insentif pada konsumennya. Dengan memberi insensif kepada konsumennya seperti diskon pembelian mobil atau semacamnya, maka akan ada banyak keuntungan dari momen tersebut.
Jonfis Fandy selaku Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT. HPM (Honda Prospect Motor) mengatakan
“Belum ada penyesuaian harga, sampai lebaran belum ada rencana untuk menaikkan harga. Nggak bisa ikutin dolar terus, dolar naik harga mobil naik”
Sebenarnya sebelum Honda menahan harga mobilnya, Wuling juga tidak merasa perlu menaikkan harga mobilnya seperti Confero dan Cortez. Ini karena semua transaksi untuk ongkos produksi menggunakan mata uang negara asalnya, yaitu yuan. Tetapi masih ada kemungkinan kalau sewaktu-waktu Wuling akan menaikkan harga mobilnya, tergantung kondisi perekonomian di China.