RiderTua,com – Pertengahan April nanti, DFSK alias Sokon akan meluncurkan Glory 580 untuk bertarung di segmen SUV. Dengan ini Glory berhadapan melawan Terios, Rush, dan HR-V. Lalu apakah ini akan menjadi ‘ancaman’ bagi produsen lain? Sokon Glory 580 datang, Honda : Woles Mas Bro !
Baca juga: Inilah Bocoran Harga DFSK Glory 580, SUV Buatan Sokon Murah ?

Habis Wuling Confero, Terbitlah Sokon Glory
Glory 580 dibanderol mulai Rp 245,9-308 juta. Artinya harga tersebut hampir bersinggungan dengan harga Honda HR-V yang mencapai Rp 273,5-404,5 juta. Emang sih, Glory sedikit lebih murah dari SUV andalan Honda ini. Kelihatannya persaingan SUV akan semakin seru setelah Glory dirilis. Lalu bagaimana Honda menanggapinya?
Honda tak terlalu khawatir dengan adanya Glory 580. Menurutnya karakter konsumen Honda dengan Sokon berbeda. Karena pembeli mobil merek China tidak ada yang merupakan pemilik lama mobil Honda, tetapi merek lainnya. Memang karena ‘kebiasaan’ konsumen Indonesia yang suka ganti-ganti mobil, apalagi mendekati Lebaran.
Selain itu, yang paling penting yaitu soal aftersales atau harga jual kembali. Merek mobil China agak sulit bersaing dengan merek mobil Jepang di Indonesia karena anggapan/stigma konsumen mengenai produk China yang murahan dan berkualitas buruk. Itu mungkin berdampak pula pada harga jual kembalinya.
Dari awal Honda memang tak mengkhawatirkan akan datangnya mobil China ke Indonesia, sama seperti saat Wuling mendatangkan Confero untuk menggempur segmen LMPV, dimana Mobilio berada. Harga yang murah membuat Confero disebut-sebut sebagai ‘mobil perusak harga pasar’ serta fitur melimpah yang dimilikinya membuatnya sangat sulit ditandingi, kecuali untuk Mitsubishi Xpander. Dan lagi-lagi Honda tak mempermasalahkan kehadiran Confero.
Tanggapan PT. HPM (Honda Prospect Motor)
Jonfis Fandy selaku Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT. HPM mengatakan
“Menurut informasi yang kami dapat, konsumen yang membeli mobil merek China tidak ada yang dari Honda. Pertimbangan layanan after sales dan harga jual kembali yang akan ada di setiap konsumen sebelum membeli mobil. Jadi mereka tidak sembarangan memutuskan membeli mobil”