
Tokyo Motor Show (TMS) yang sudah dimulai beberapa hari yang lalu membuat para pecinta otomotif dari berbagai dunia berdatangan untuk melihat produk ‘coming soon’ dari beberapa produsen. Dari motor matik Swish sampai Truk E-Fuso bertenaga listrik, semua ada di sini. Sampai hari keempat, pameran mulai sesak oleh banyaknya pengunjung. Namun ada yang beda antara Tokyo Motor Show dengan pameran otomotif di Indonesia, apa itu ?
TMS memang masih seperti kebanyakan pameran, termasuk GIIAS dan IIMS di Indonesia. Semua produsen mobil dan motor menampilkan produk terbaru. Berbagai kegiatan, seperti test drive, juga dilakukan dalam event yang diselenggarakan dua tahun sekali.
Bedanya, di TMS tak terlihat aktivitas transaksi. Itu terbukti dengan semua produk otomotif tidak tercantum harganya. Yang tersedia hanya spesifikasi dan teknologi pada produk. Jika pengunjung meminta brosur kendaraan bisa langsung memintanya di booth.
Lho, kenapa begitu?
Ternyata pihak penyelenggara TMS memang sengaja untuk tidak memperbolehkan adanya transaksi penjualan hingga acara berakhir tanggal 11 November nanti. Jadi, suasana pameran berlangsung dengan tertib tidak ada pemandangan tenaga sales yang sedang merayu calon pembeli dan tak ada sampah-sampah kertas brosur atau kartu nama sales yang berserakan layaknya sebuah pameran otomotif di Indonesia.
Sementara itu, booth yang paling banyak dikunjungi yaitu Daihatsu dan Toyota. Kedua aliansi ini mengandalkan produk masa depannya, mulai Toyota Mirai bertenaga hidrogen sampai Daihatsu DN Series.