Regulasi mobil listrik dan program Low Carbon Emisson Vehicle (LCEV) memang masih belum ada di Indonesia, karena masih banyak masyarakat yang menggunakan mobil bensin daripada mobil listrik. Selain itu, ketersediaan pengisian mobil listrik masih belum tersebar luas.
Namun hal ini tidak mengurungkan niat para produsen mobil untuk melakukan pendekatan ke pemerintah. Mitsubishi salah satunya. Mereka berinisiatif untuk menemui Kementerian Perindustrian membahas join studi kendaraan listrik. Saat ini pihak Mitsubishi dan kementerian Perindustrian berkoordinasi untuk bisa mendapat dukungan dari stakeholder.
Jika semuanya beres, maka kedua pihak akan menandatangani nota kesepakatan. Namun kelanjutan dari perundingan ini masih belum diselesaikan. Mitsubishi memperkirakan akan melanjutkannya saat kunjungan Menteri Perindustrian ke Jepang di pertengahan Oktober nanti.
Andai saja perundingan ini bisa diselesaikan dengan cepat, maka kita akan melihat banyak mobil listrik yang ‘berkeliaran’ di jalan-jalan Indonesia sehingga udara di negara kita ini menjadi semakin sehat karena bersih dari polusi udara akibat gas buang kendaraan bensin dan diesel. Namun semua itu bergantung pada edukasi, infrastruktur memadai dan insensif yang cocok. Semoga cepat terealisasi dan satu lagi mobil listriknya jangan dijual terlalu mahal sehingga masyarakat menengah bisa membelinya.
