Bingung dengan judul diatas ? Jangan bingung, bertempat di Simpang jalan Merdeka Aceh kota Bandung para relawan yang tergabung dalam Gerakan Budaya Disiplin Lalu Lintas memperlakukan para pelanggar lalu lintas layaknya sebuah pertandingan sepak bola.
Kok bisa ? Para relawan ini aslinya sangat bosan melihat para pengguna jalan yang seenaknya melanggar lalu lintas. Sudah berkali-kali diingatkan dan bahkan ditilang petugas tapi tetap saja keukeh melanggarnya.
Nah, untuk menghilangkan rasa bosan sekaligus berinovasi dalam memberi pembelajaran tentang disiplin berlalu lintas maka terbersitlah ide berlian yaitu dibuat layaknya sebuah pertandingan sepak bola.
Siapa sih di Indonesia yang gak suka sama sepak bola ? Pasti sebagian besar masyarakat menyukai olah raga satu ini sekaligus tahu akan aturan mainnya. Para pengguna jalan diibaratkan sebagai pemainnya, sedangkan para relawan ini bertindak sebagai hakim garis dan wasitnya. Nah, jika ada pelanggar maka akan dilihat seberapa parah tingkat melanggarnya. Jika tidak terlalu parah maka hanya dikasih kartu kuning namun jika offside karena melanggar marka jalan maka langsung dikasih kartu merah. Operator ATCS ( area traffic control system) akan bertindak sebagai komentator pertandingannya.
Relawan hanya akan memberi teguran pada si pelanggar, lalu bagi yang melanggar yang sudah diberi kartu akan diberi edukasi lebih tentang disiplin berlalu lintas. Sejauh program ini dilakukan kebanyakan pelanggar mengakui kesalahannya jadi tidak perlu ngamuk adu mulut karena sudah terbukti bersalah dan si pelanggar berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Toh, menegurnya juga sopan kok para relawan ini gak pakai tilang lagi.
