Kabar bagus bagi anda penggemar mobil-mobil hybrid atau mobil listrik namun hanya bisa manyun karena tercengang jika melihat harganya. Pihak Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) bersama Kementerian Keuangan, Kementerian Pedagangan dan Kementerian Perindustrian duduk bersama membahas tentang percepatan terwujudnya program LCEV (Low Carbon Emission Vehicle).
Sebenarnya program LCEV itu baru akan dimulai nanti di tahun 2025. Tapi itu dipandang akan terlalu lama dan akan semakin tertinggal dari negara-negara lain. Moment GIIAS 2017 inilah kemudian diketahui bahwa beberapa pihak APM (agen pemegang merk) sudah sangat siap dengan mobil jenis itu. Sebut saja Toyota C-HR, BMW i3, Mercedes-Benz E350 Plug in Hybrid dan Nissan Note e-Power.
Memang untuk mobil yang 100 % listrik, infrastruktur pendukung di Indonesia masih belum memadai. Nah, alternatif yang paling masuk akal adalah mobil hybrid. Masalah lain adalah Indonesia masih belum mampu memproduksi mobil hybrid tersebut jadi mau tidak mau harus mendatangkan unitnya langsung (CBU) dari negara lain. Mendatangkan mobil secara utuh ke Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit karena besarnya pajak yang harus dibayar. Maka itulah kenapa mobil yang didatangkan secara utuh jauh lebih mahal dari mobil biasa.
Karena mobil listrik atau hybrid berkonotasi mahal maka masyarakat Indonesia pun juga tidak memberikan respon yang positif dengan keberadaannya. Inilah yang mau diperjuangkan oleh Gaikindo. Pihak Gaikindo sedang berupaya melobi kementerian terkait agar mobil listrik/hybrid bisa diberi insentif pajak import 0 %. Sehingga harga jual di Indonesia tidak terlampau mahal.
Kayaknya hal itu tidak akan lama lagi, soalnya Presiden Joko Widodo pada beberapa kesempatan selalu membicarakan tentang mobil-mobil listrik. Dan bisik-bisiknya, akhir tahun ini regulasi/ peraturan tentang mobil listrik dan mobil hybrid ini akan keluar.
Lah selo bisa jadi tuh mbah. Duitnya ada, tinggal…..
nah.. kerja 😀