Seri Belanda membuktikan bahwa sasis Yamaha memang tidak sesuai dengan gaya balap Rossi, namun uniknya di awal musim Mavrick Vinales begitu bagus dan seakan langsung klop dengan paket awal itu dan begitu dominan hingga dia memimpin klasemen rider, namun sejak seri Eropa semua menjadi berbalik 180 derajat Yamaha terpuruk, namun Vinales tetap yakin semua karena masalah ban Michelin, sementara Rossi berpendapat turunnya performa motor M1 akibat frame yang kurang sesuai dengan karakter awal Yamaha yang kencang ditikungan, namun setelah seri Barcelona barulah Rossi mendapatkan update terbaru mendapat sokongan sasis terbarukan dari markas di Jepang dan terbukti karena merasa nyaman maka hasilnyapun menunjukkan arah positif, sementara Vinales masih gunakan frame 2017 awal musim.
Seri Belanda membuktikan itu semua Valentino yang merasa senang dan nyaman begitu tanpa kendala berarti dan seakan kekuatan M1 kembali lagi, walau Rossi menyatakan masih belum sempurna, namun dia yakin akan selalu dekat dengan podium jika semua kian membaik, bahkan bukan sekedar podium yang didapat namun podium kemenangan di Assen dan sebaliknya Vinales yang memakai Frame “lama” terlihat bermasalah dari awal start di luar sepuluh besar, dan akhirnya jatuh karena memaksa, bahkan hampir saja celaka di lindas oleh Andrea Dovizioso.
Melihat kondisi ini apakah kedepan di paruh kedua musim Maverick akan menggunakan sasis permintaan Rossi ini, namun belum pasti juga Vinales ‘bagus otomatis’ setelah memakai frame baru karena pastinya gaya balap kedua rider Yamaha Movistar tidak lah sama, dan hasilnyapun akan beda, mungkin sebaiknya Vinales tetap memakai frame 2017 namun dengan penyesuaian di beberapa bagian, atau kalau mau pakai “sasis Rossi” dia harus ubah gaya balapnya dan meniru gaya balap Rossi…
