RiderTua.com – Chicho Lorenzo ikut terlibat dalam proyek putranya Jorge Lorenzo untuk mendorong peningkatan performa Maverick Vinales tahun depan. Beberapa hari yang lalu rider Tech3 KTM itu berlatih di sirkuit Albaida dekat Valencia di bawah pengawasan Chicho yang juga memiliki sekolah balap itu.
“Saya sepenuhnya terlibat dalam proyek baru Lorenzo dan Vinales. Saya tidak dapat membocorkan banyak hal, selain yang memang sudah mereka posting sendiri di media sosial. Kami akan merilis informasi secara bertahap,” ungkap Chicho, yang menegaskan bahwa menjaga rahasia tidak hanya bagian dari strategi proyek mereka tetapi juga bagian dari daya tarik proyek tersebut.
Chicho Lorenzo: Menang Balapan atau Podium Masih Realistis untuk Maverick Vinales, Tapi Tidak untuk Meraih Gelar Dunia

Chicho menambahkan, “Ini adalah tantangan yang luar biasa. Dan tantangan bisa berakhir sukses atau gagal. Fakta bahwa mereka berdua cukup berani untuk menjalankan proyek seperti ini, saya salut kepada mereka berdua. Setidaknya kami punya sesuatu yang menarik untuk dibicarakan di pramusim ini, dan semua orang dibuat penasaran tentang proyek ini. Bukan cuma di Spanyol, ini adalah topik hangat di seluruh dunia. Saya melihat berbagai macam komentar, hal itu ramai dibicarakan di media sosial, jadi ini adalah isu yang menarik.”
Perdebatan terkait proyek antara Lorenzo dan Vinales semakin panas setelah muncul opini-opini dari media lain. “Di kanal Nico Abad, mereka justru seperti menyiram bensin ke api. Ada beberapa pernyataan yang sangat kontroversial yang keluar dari seseorang yang merupakan komentator tetap di kanal Nico Abad. Banyak orang yang setuju dengan pendapatnya, tapi banyak juga yang sama sekali tidak setuju. Alih-alih merugikan, pro dan kontra ini justru membuat proyek tersebut semakin dikenal luas dan makin sering dibicarakan,” jelas Chicho.

Chicho melihat Vinales memiliki peluang untuk membuat sejarah. “Seperti Eddie Lawson yang memenangkan balapan dengan 3 pabrikan berbeda yakni Yamaha, Honda, dan Cagiva di kelas 500cc. Dan tidak ada pembalap lain. Jika Maverick menang dengan KTM, dia akan menang dengan 4 pabrikan berbeda dan akan tercatat dalam sejarah dengan rekor itu,” ujar ayah Lorenzo itu.
Chicho melanjutkan, “Dia adalah seorang rider yang memenangkan banyak balapan. Meraih beberapa kemenangan dan 4 atau 5 podium, itu sudah menunjukkan bahwa proyek ini sukses besar. Namun, kita seharusnya tidak mengharapkannya untuk memenangkan gelar dunia. Saya rasa bahkan jika dia hanya memenangkan 2 atau 3 balapan, itu sudah bisa disebut sukses besar. Jika dia berhasil meningkatkan hasil dari tahun-tahun sebelumnya, itu juga menjadi kesuksesan besar.”
“Di beberapa balapan dia tampil bagus, namun di balapan lain dia cukup jauh tertinggal. Kembali ke topik peningkatan performa Vinales, kami telah membahas bahwa untuk memperebutkan gelar dunia dia harus menambah catatan waktunya 0,5 atau 0,6 detik,” imbuhnya.

Chicho mengaku terkejut dengan sikap Vinales. “Jujur, saya cukup terkejut. Awalnya saya menyangka dia akan menjadi murid yang sulit untuk belajar, tetapi ternyata dia sangat mudah. Proses belajarnya sangat mudah dan sebagian besar hal dia mampu pelajari dengan sangat cepat. Namun tak memungkiri, ada beberapa hal lain yang lebih sulit baginya,” ungkapnya.
Pengalaman Chicho melatih putranya Lorenzo memperkuat kerjasama ini. “Jorge meminta saya untuk melatihnya pada 2013, ketika Marc Marquez tiba di MotoGP. Dia menelepon saya dan berkata, ‘bantu saya, saya perlu meningkatkan kemampuan’. Dan karena dia berhasil meningkatkan performanya saat itu, maka sekarang dia yakin bahwa pekerjaan yang dilakukan Maverick bersama saya, juga akan membawa peningkatan,” ujarnya.
Chicho menyebut Marc Marquez sebagai tolok ukur mutlak soal cara kerja tim yang efektif di MotoGP. “Saya benar-benar yakin dia adalah pembalap yang paling banyak bekerja dan berlatih, dan dengan cara yang cerdas. Hati-hati, karena terkadang kita bekerja keras, tetapi kita salah arah dan pada akhirnya hasilnya tidak sesuai ekspektasi,” pungkas Chicho.






