RiderTua.com – Pembalap Honda MotoGP, Luca Marini, membuat pengakuan mengejutkan setelah kecelakaan paling parah dalam kariernya di tes superbike Suzuka. Kecelakaan mengerikan itu tidak hanya merusak pinggul, tulang dada, lutut, dan paru-parunya, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam. Marini mengaku, dampak fisik dan mental dari insiden tersebut sempat membuatnya mengalami “mimpi buruk setiap malam.”
Musim 2023 adalah periode paling positif bagi Luca Marini di MotoGP sejauh ini. Mengendarai Ducati di tim VR46, adik Valentino Rossi ini meraih dua podium dan finis di urutan kedelapan klasemen dengan 201 poin. Sementara musim 2025 ini ia finis di urutan ketujuh di seri pamungkas Valencia, membantu Honda keluar dari zona degradasi di klasemen konstruktor…
Luca Marini: Cedera Terburuk, Mimpi Buruk, dan Harapan Baru untuk 2026

Mulai tahun 2024, Luca Marini bergabung dengan tim pabrikan Honda, mewujudkan sebuah mimpi besar… Namun, pabrikan Jepang tersebut sedang berada di titik terendah… Dengan cedera Marc Marquez dan kemudian keputusannya pergi ke Ducati, membuat para insinyur Honda seolah kehilangan arah dalam mengembangkan RC-V.
Pabrikan sepeda motor terbesar di dunia ini mengalami momen terburuk dalam sejarah MotoGP-nya. Musim 2024 benar-benar menjadi mimpi buruk bagi Marini yang berada di peringkat ke-22 dengan total 14 poin…
Musim 2025 ini, ia meningkatkan targetnya dan memperbaiki performanya… Pembalap Italia berusia 28 tahun itu finis di posisi ke-13 dengan 142 poin, meskipun cedera membuatnya absen dari beberapa balapan. Komunikasi antara pembalap dan teknisi telah meningkat, pengembangan terus berjalan, dan aturan baru 2027 diharapkan membuka peluang baru… Namun Luca Marini bisa meraih kesuksesan lebih cepat tahun depan…

Pindah dari tim satelit VR46 ke tim resmi Honda tentu telah membantu Luca menjadi lebih dewasa. “Di VR46, rasanya saya seperti bagian dari sebuah keluarga. Situasinya di sana benar-benar berbeda, seperti yang bisa dibayangkan.. Di sini, saya banyak berkembang dan saya sangat senang dan puas dengan kemajuan saya. Saya berharap tahun depan bisa melangkah selangkah lagi….”katanya dalam sebuah wawancara…
Beradaptasi dengan lingkungan baru dan motor yang berbeda jauh dari Ducati juga tidak mudah… “Walau lagi dalam masalah seberat-beratnya, saya tetap percaya suatu saat keadaan pasti membaik…… Di saat-saat kecil itu, saya tahu masa-masa yang lebih baik akan datang. Mungkin terkadang saya sedikit sedih ketika tiba di pertemuan dengan wartawan tanpa senyum, tetapi jauh di lubuk hati saya tahu kami akan mencapai tujuan kami… Kami ingin terus maju. Saya rasa tahun depan kami bisa lebih menikmati semuanya…”

Cedera Suzuka..Mimpi Buruk
Bukan hanya masalah teknis saja yang menjadi kendala.. tetapi juga nasib buruk mewarnai musim MotoGP terakhirnya… Cedera di Suzuka membuat pinggul, tulang dada, lutut, dan paru-parunya kena semua. Itu adalah insiden terburuk sepanjang kariernya.
“Selama sebulan penuh saya mimpi buruk setiap malam… Kalau ingat kejadian itu, saya bisa tersenyum..karena saya masih di sini dan masih bisa menceritakannya… Saya bisa membicarakannya dengan bebas tanpa beban atau penyesalan, dan Suzuka 8 Hours adalah sesuatu yang ingin saya lakukan, meskipun banyak yang menyarankan untuk tidak melakukannya… Saat itu rasanya itu keputusan yang tepat, tapi mungkin kalau saya mengurangi satu lap saja sudah cukup..!!”






