RiderTua.com – Belakangan ini makin banyak mobil listrik dari merek asal Negeri Tirai Bambu yang dijual di pasar global. Ini malah membuat kompetitor lainnya semakin tertinggal, terlebih merek asal Amerika Serikat yang semakin jauh tertinggal.
Merek Asal AS Semakin Tertinggal Dalam Elektrifikasi Mobil
Merek mobil yang menjual mobil listrik di pasar global kini lebih bervariasi sejak kedatangan merek asal Negeri Tirai Bambu. Sebab merek seperti BYD, GWM Ora, dan masih banyak lagi dapat menghadirkan mobil ramah lingkungan ini dengan kualitas tinggi tapi tetap terjangkau di kantong. Tentu ini yang membuat banyak konsumen tertarik dengan produk dari merek-merek tersebut, tapi itu membuat merek lainnya semakin tertinggal.

Ford menyebut kalau produsen lainnya tidak bisa mengejar ketertinggalannya dari merek asal negara tersebut, mereka bisa-bisa tersingkir dari pasar roda empat. Mereka juga menyebut kalau teknologi yang dibawa oleh merek asal Negeri Tirai Bambu sudah jauh lebih canggih dari sebagian besar merek dari negara Barat. Jelas ini membuat merek tersebut unggul jauh dari merek tidak hanya Ford, tetapi juga merek lainnya dari Amerika Serikat.
Ford juga melihat ekspansi merek mobil asal Negeri Tirai Bambu di pasar global berkembang jauh lebih cepat dari merek mobil Jepang di tahun 80-an. Dengan ekspansinya yang sangat cepat ini, merek tersbeut juga memiliki banyak pabrik yang cukup untuk memenuhi pasar di AS. Ford menyebut ini bisa membuat mereka dan merek senegaranya bisa bangkrut karena kalah saing.

Inovasi BEV
Bahkan merek ponsel pintar seperti Huawei dan Xiaomi sudah menjual mobil listrik dan sukses mencatatkan hasil penjualan yang sangat mengesankan. Mereka juga berupaya untuk menjualnya di pasar global, sementara kabar dari mobil yang dikembangkan oleh merek ternama seperti Apple belum ada kabarnya hingga kini. Kalau mereka tidak memberikan inovasi terbaru untuk produk BEV-nya, bisa-bisa mereka tertinggal lebih jauh lagi.

Tidak hanya persaingan ketat dari kompetitor asal Negeri Tirai Bambu, dihapusnya insentif mobil listrik di AS akan berpengaruh buruk bagi penjualannya disana. Sehingga produsen akan semakin kesulitan untuk menjual mobil listriknya.






