RiderTua.com – Berkat Johann Zarco, tim LCR Honda milik Lucio Cecchinello berhasil memenangkan GP Prancis dan podium di Silverstone. Namun seiring berjalannya musim, rider berusia 35 tahun itu mengalami kemerosotan performa yang signifikan. Parahnya lagi, Zarco sering crash akhir-akhir ini.
“Johann adalah pembalap yang jarang mengalami crash sepanjang kariernya. Sayangnya, musim ini dia sering crash usai GP Silverstone. Hal ini terkait dengan fakta bahwa kami masih dalam tahap pengembangan motor, dan mungkin sebagai tim kami terkadang membuat keputusan yang salah terkait set-up motor dan telah mengambil arah yang salah. Johann mulai sering mengalami crash. Crash-crash ini membuatnya kehilangan kepercayaan diri,” jelas Cecchinello.
Lucio Cecchinello : Sebagai Tim Terkadang Kami Membuat Keputusan yang Salah Terkait Set-up Motor dan Sejak Itu Zarco Mulai Sering Crash

Tim pabrikan Honda mengalami peningkatan yang cukup mengesankan dengan podium yang diraih Joan Mir di Jepang dan Malaysia. “Kami mendukung Honda dalam pengembangannya. Oleh karena itu kami juga menguji berbagai komponen baru, strategi elektronik baru, dan bagian-bagian sasis baru selama balapan akhir pekan. Namun sangat sulit untuk mengevaluasi suku cadang ini selama sesi latihan akhir pekan yang singkat. Pada saat yang sama, kami harus menyempurnakan motor kedua dengan komponen yang sudah diuji untuk kualifikasi dan balapan. Kenyataannya, sesi latihan kedua pada hari Jumat sudah berfungsi seperti sesi kualifikasi,” jelas Lucio Cecchinello.
Selain 2 tes ridernya, HRC juga meminta Johann Zarco menguji suku-cadang mereka. “Saat ini level MotoGP begitu tinggi, sehingga perbedaan terkecil dalam set-up pun terlihat jelas pada catatan waktu per lap. Oleh karena itu, bisa saja Aleix Espargaro menilai sebuah komponen sebagai hal yang positif tapi tidak untuk Taka Nakagami. Itulah sebabnya HRC meminta Zarco untuk menguji komponen-komponen ini selama balapan akhir pekan, karena para teknisi juga ingin tahu pendapat Johann. Lebih lanjut, terkadang komponen memiliki efek positif di satu trek tetapi tidak di trek lain. Ketika komponen yang berbeda sering digunakan, tidak mudah untuk mengawasi dan melacak semuanya,” jelas Cecchinelo.

Bos tim asal Italia itu menambahkan, “Kami kagum dengan hasil yang dicapai Luca Marini dan Joan Mir, yang menunjukkan tren peningkatan yang jelas. Tetapi ketika kami menguji set-up yang sama seperti tim pabrikan, Johann tidak terlalu cocok. Luca dan Joan adalah pembalap yang sangat tinggi, hampir 20 sentimeter lebih tinggi dari Zarco. Mereka berdua menemukan feel yang sangat baik dengan motornya. Mereka mampu memanfaatkan tubuh mereka dengan lebih baik untuk memengaruhi perilaku motor di tikungan. Saat mereka keluar dari tikungan, mereka memiliki efek aerodinamis yang lebih baik daripada Johann.”
Apa target tim LCR Honda hingga akhir musim? “Sebagai tim, kami ingin Johann menyelesaikan musim di 10 besar dalam klasemen akhir dan tetap menjadi pembalap terbaik HRC pada 2025. Jujur, pernyataan ini tidak ditujukan kepada Honda. Memang butuh waktu, tetapi Honda berupaya keras untuk memproduksi semua komponen baru untuk motor kedua Johann dalam waktu sesingkat mungkin. Dan sesuai rencana, komponen-komponen ini tiba di Sepang. Sekarang kami menantikan 2 seri terakhir dengan dua motor yang identik,” pungkas Cecchinello.







