Home MotoGP Pemilik Baru Tim Tech3 : MotoGP Sudah Sukses Tidak Harus Meniru Formula...

    Pemilik Baru Tim Tech3 : MotoGP Sudah Sukses Tidak Harus Meniru Formula 1

    Guenther Steiner - Herve Poncharal
    Guenther Steiner - Herve Poncharal

    RiderTua.com – Pekan lalu diumumkan bahwa Guenther Steiner resmi membeli tim Tech3 senilai 20 juta Euro atau sekitar Rp 386 miliar. Mantan bos tim F1 Haas tersebut akan menjabat sebagai CEO menggantikan Herve Poncharal yang nantinya akan berperan sebagai konsultan, dan Richard Coleman akan menjabat sebagai manajer tim mulai tahun depan.

    Akuisisi tim Tech3 ini terjadi hanya beberapa bulan setelah Liberty Media membeli MotoGP senilai 4,2 miliar Euro atau sekitar Rp 81 triliun dan pembelian ini mendapatkan persetujuan dari Uni Eropa. Hal ini dipandang sebagai pengaruh besar pertama dari perusahaan yang juga memiliki F1. Ketika Liberty Media mengambil alih kepemilikan F1, sebagai bos tim Haas Guenther Steiner menyaksikan sendiri bagaimana perusahaan asal Amerika Serikat itu mengembangkan F1 seperti sekarang ini.

    Pemilik Baru Tim Tech3 : MotoGP Sudah Sukses Tidak Harus Meniru Formula 1

    KTM Tech3 2022 - Raul - Remy
    KTM Tech3 2022 – Raul – Remy

    Guenther Steiner hadir di paddock tim Tech3, ketika Enea Bastianini berhasil merayakan podium pertamanya untuk tim asal Prancis itu di MotoGP Catalunya. Ketika dia ditanya, apakah menurutnya Liberty Media harus meniru F1 untuk diterapkan di MotoGP? Ataukah ada hal-hal yang tidak bisa ditiru?

    Bos asal Italia itu menjawab, “Apa yang tidak boleh kita adaptasi dari Formula 1, saya tidak akan membahasnya secara spesifik karena setiap kejuaraan punya kisah sendiri untuk diceritakan atau punya jalannya sendiri. Dan saya rasa tidak. Karena sekarang banyak orang mungkin berpikir bahwa karena Liberty Media mengambil alih, MotoGP akan meniru Formula 1.”

    Konten promosi pihak ketiga – hasil dapat berbeda untuk setiap individu.
    Red Bull KTM MotoGP™ Team Presentation 2025
    Red Bull KTM MotoGP™ Team Presentation 2025

    “Saya rasa mereka tidak akan melakukan itu, karena Dorna masih mengelola balapan ini dan mereka tahu apa yang penting bagi MotoGP. Mereka tidak perlu meniru orang lain karena mereka bisa menulis kisah mereka sendiri. Ada cukup banyak bahan di sini untuk membuat kisah kita sendiri dan cukup banyak orang di sini untuk membuat kisah kita sendiri.”

    “Kita tidak harus keluar dan berkata ‘ayo lakukan seperti yang mereka lakukan di sana’. Kita harus selalu melihat apa yang dilakukan olahraga lain, tetapi tidak hanya Formula 1. Ada olahraga lain yang juga bisa kita pelajari. Saya belajar banyak dari olahraga yang populer di Amerika, mulai olahraga dengan stik dan bola dan tentang bagaimana mendekatkan para penggemar.”

    MotoGP dan F1
    MotoGP dan F1

    “Kita harus melihat ke arah mana pun. Tapi bukan berarti kita bisa berkata ‘ayo ambil ini dari Formula 1 dan lakukan di sini’ karena itu tidak perlu. MotoGP bisa melakukan hal-halnya sendiri dan sangat sukses. MotoGP sudah sukses,” tegas Steiner.

    Steiner mengungkapkan ada perbedaan besar antara paddock F1 dengan MotoGP dan hal ini cukup mengejutkan baginya. Dia mengaku betapa ramahnya paddock MotoGP jika dibandingkan dengan F1.

    “Kejutan terbesarnya adalah kami disambut sangat baik di sini. Tentu saja Formula 1 lebih banyak tekanannya. Di MotoGP juga ada tekanan, tetapi lebih merupakan tekanan olahraga. Di Formula 1 ada banyak tekanan politik. Dan bagaimana kami disambut di MotoGP, saya terkejut karena saya orang luar dan saya disambut di sini, yang sangat aneh karena saya tidak disambut di mana-mana,” pungkas Steiner sambil tersenyum lebar.

    © ridertua.com

    Konten promosi pihak ketiga – hasil dapat berbeda untuk setiap individu....

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini