RiderTua.com – Fabio Quartararo tampil buruk dalam beberapa balapan terakhir yang membuatnya frustrasi. Namun di MotoGP Catalunya akhir pekan lalu, secara mengejutkan rider Yamaha itu tampil mengesankan. Dia berhasil menempati posisi ke-2 dalam kualifikasi bahkan mampu mengalahkan Marc Marquez (posisi ke-3).
Kemudian dalam sprint, El Diablo juga menunjukkan performa kuatnya dengan finis di posisi ke-2 tertinggal 1,2 detik dari pemenang Marc Marquez. Dia berhasil mempertahankan momentum itu dalam race utama hari Minggu, dimana juara dunia MotoGP 2021 itu finis di posisi ke-5 tertinggal 14,4 detik dari pemenang Alex Marquez.
Fabio Quartararo : Mengapa M1 Tampil Bagus di Barcelona? Kami Sama Sekali Tidak Memahaminya

Fabio Quartararo mengatakan, “Banyaknya duel dalam sprint sedikit lebih menyenangkan bagi saya. Tapi balapan ini juga punya daya tarik tersendiri. Sangat jelas bahwa di beberapa lap pertama kami mengalami lebih banyak masalah dengan motor kami dibandingkan pabrikan lain. Tapi setelah beberapa lap pertama, segalanya membaik secara signifikan.”
“Saya mengambil banyak pengalaman positif dari balapan ini. Saya harus terus bertahan dan seringkali harus membalap dengan sangat defensif. Jujur, hasilnya persis seperti yang saya perkirakan. Hanya gap yang lebar dengan pembalap-pembalap teratas yang membuat saya sedikit berpikir,” imbuh rider berusia 26 tahun itu.

Ketika Quartararo ditanya terkait top speednya yang terbilang rendah, dia menjawab dengan nada bercanda, “Bahkan saya bisa saja menyalip.”
Mengapa M1 miliknya tiba-tiba bisa melaju begitu mulus di Catalunya? Dan rasa frustrasi tiba-tiba berubah menjadi sangat gembira dalam waktu singkat. Dua fenomena ini tidak mampu dijelaskan oleh Quartararo. “Kami benar-benar harus mempelajari ini sebagai satu tim. Mengapa berbagai faktor eksternal memengaruhi performa motor kami begitu besar? Kami sama sekali tidak memahaminya,” ungkapnya.
Sebagai informasi, untuk pertama kalinya Quartararo mendapat dukungan langsung dari CEO Yamaha Motor Company Katsuaki Watanabe di Barcelona. “Tapi kami hanya berjabat tangan sebentar. Dan dia bilang, saya harus mengerahkan seluruh kemampuan untuk menang. Tapi mungkin dia terlalu optimis saat itu,” pungkas rider asal Prancis itu.
