RiderTua.com – Penjualan BYD memang cukup mengejutkan karena menjadikannya sebagai merek mobil listrik terlaris di Indonesia. Sebenarnya ini terjadi karena terbantu oleh insentif model BEV impor, dimana disebutkan insentifnya tidak akan dilanjutkan mulai tahun 2026 mendatang.
Insentif Mobil Listrik Impor Dengan Sejumlah Persyaratan
Sebenarnya tidak hanya mobil listrik rakitan lokal saja yang mendapat insentif, tetapi juga model yang diimpor dari luar negeri. Merek seperti BYD, GWM Ora, GAC Aion, sampai XPeng sudah mendapatkan insentif ini. Tapi disebutkan insentif mobil CBU ini tidak akan dilanjutkan di tahun 2026, sehingga mobil listrik yang akan dijual bakal lebih mahal harganya tanpa insentif.

Walau insentif mobil listrik impor ini memiliki sejumlah persyaratan, seperti produsen yang ingin mendapatkannya harus melakukan investasi disini. Investasi tersebut bisa berupa merakit mobil secara lokal, atau bahkan mendirikan pabrik produksinya.
Inilah yang diusahakan oleh BYD, dimana mereka masih melakukan pembangunan pabriknya yang diperkirakan akan selesai sekitar akhir tahun ini. Kalau itu bisa tercapai, mereka setidaknya bisa memulai produksi mobilnya di awal tahun depan.
Selain merek ini, sejumlah merek yang mendapat insentif BEV impor juga mulai merakit mobilnya secara lokal. Seperti Geely yang sudah merakit lokal EX5 di pabrik milik Handal, kemudian XPeng, GWM Ora, Citroen, Aion, Maxus, dan Volkswagen juga mulai merakit modelnya. Sementara VinFast sudah membangun pabrik perakitannya disini, dan mungkin juga akan selesai digarap sebelum tahun 2026 berakhir.

Kurangi Impor
Dengan banyaknya merek yang merakit lokal mobil listriknya, diharapkan produsen dapat mengurangi impor mobil langsung dari luar negeri. Selain itu, mobil yang dirakit lokal masih bisa mendapatkan insentif, asalkan kandungan komponen dalam negerinya bisa mencapai ketentuan yang berlaku. Sehingga nantinya elektrifikasi mobil bisa tetap berjalan lancar.
