RiderTua.com – Hanya selisih 0,006 detik Marc Marquez harus tergeser dari puncak catatan waktu pada pra kualifikasi hari Jumat MotoGP Hungaria. Rider Ducati Lenovo itu dikalahkan Pedro Acosta yang membukukan waktu 1:37,061 menit. “Hanya selisih 1 detik antara posisi pertama dan ke-17. Hanya ada satu racing line dan kita harus berkendara dengan sangat presisi. Tapi saya tetap menikmati hari ini,” ujar rider berusia 32 tahun itu.
Terkait sirkuit Balaton Park yang berkarakter stop and go, Marquez mengatakan, “Ada banyak titik pengereman keras di sini, yang sekilas membuat menyalip tampak mudah. Tapi di saat yang sama, kita juga bisa membuat kesalahan besar di lintasan ini. Jika ingin menyalip seseorang, roda depan kita bisa dengan mudah kehilangan kendali atau berakhir dengan tabrakan. Kita juga tidak punya keuntungan dari slipstream, jadi manuver menyalip menjadi sulit di sini. Blok pass hanya bisa efektif jika kita bisa memperlambat motor dengan cukup.”

Marc Marquez : Adrenalin Bisa Memicu Crash
Dengan karakter trek yang seperti itu, apakah Marc Marquez merasa khawatir dengan gaya menyalip agresif dari pembalap seperti Pedro Acosta dan Fermin Aldeguer? “Target saya adalah pole position. Tentu saja, saya akan mencoba memenangkan balapan. Tetapi jika mereka lebih cepat dari saya atau lebih agresif ketimbang saya, maka saya harus mempertimbangkan risiko apa yang bersedia saya ambil,” jawab juara dunia 8 kali itu.
Baby Alien melanjutkan, “Kita akan sering melihat pembalap melewatkan titik pengereman atau melewatkan tikungan. Menurutku semua pembalap sudah mengerti bahwa mereka harus berhati-hati di lap-lap awal. Tapi selalu ada satu, dua, atau tiga pembalap termasuk saya sendiri, yang ingin menyalip sambil mengerem. Itulah momen berbahayanya, dengan adrenalin yang terpompa hal itu bisa saja terjadi.”
Pada debut Superbike di Balaton Park akhir Juli lalu, Andrea Iannone memicu crash massal saat mengerem di Tikungan 2, yang melibatkan 7 pembalap dengan 4 pembalap diantaranya harus mundur dari balapan akhir pekan karena cedera.

“Di FP1, saya merasa seperti berada di trek gokart. Semuanya berjalan begitu cepat. Tapi kemudian saya mulai terbiasa, dan pada akhirnya kita hanya berbicara tentang motor di trek balap. Kami harus beradaptasi di trek yang lebih lambat dengan layout baru. Sangat menarik, bekerja sama dengan para teknisi dalam penyesuaian ini. Saya merasa percaya diri di trek ini. Satu-satunya bagian krusial adalah transisi dari Tikungan 1 ke 2, tetapi ada beberapa tikungan serupa di kalender. Kami tahu itu memang bisa jadi masalah,” pungkas rekan setim Pecco Bagnaia itu.