RiderTua.com – Luca Marini menyoroti pembalap yang suka membuang plastik tear-off helm sesaat sebelum start. Selain itu, menurutnya pihak penyelenggara juga harus memperhatikan kondisi grid start. Apa yang dialami Pecco Bagnaia dan Fermin Aldeguer yang ban belakangnya sama-sama mengalami spin parah saat start dalam sprint GP Austria karena sisi grid yang kotor, tidak akan terjadi lagi di masa depan.
Menurut Marini hal tersebut sangat berbahaya. “Itu cukup berbahaya, kami semua pembalap sangat beruntung. Kita perlu membicarakan hal ini dengan Komisi Keselamatan, karena pada hari Kamis mereka meminta kami untuk tidak melepas tear-off di grid untuk menghindari hal seperti ini,” ungkap rider Honda itu yang start dari P13 di Red Bull Ring itu.
Luca Marini : Membuang Tear-off di Grid Start Berbahaya, Kami Harus Bicara dengan Komisi keselamatan

Luca Marini melanjutkan, “Tapi kami juga butuh sedikit usaha dari pihak trek, untuk mencoba membersihkan posisi grid start. Ini hal yang sangat umum, dalam 2 tahun terakhir motor mulai banyak spin di bagian pertama akselerasi. Memang benar jika plastik tear-off masuk ke bawah ban belakang, itu berbahaya. Tapi, titik-titik kotor di grid juga berbahaya.”
Selain kondisi trek sebagai penyebab utama banyaknya pembalap yang spin saat start, Marini juga menyoroti perangkat ride height yang semakin agresif sehingga membuat pabrikan tergoda untuk langsung mengeluarkan torsi maksimum sejak awal.

Adik Valentino Rossi itu menjelaskan, “Khususnya di trek ini di mana pengeremannya menanjak, kita bisa menurunkan perangkat belakang hingga serendah mungkin, begitu juga bagian depan. Sekarang motornya bahkan bisa menyentuh aspal. Itu sedikit bergantung pada pengereman pertama. Di beberapa trek, kita harus start dengan motor lebih tinggi seperti di Le Mans. Tapi di Red Bull Ring kita bisa menurunkan sepenuhnya dan kemudian kita bisa langsung keluarkan torsi penuh, bahkan sudah bisa di gigi 2 dan mungkin gigi 1 untuk beberapa pabrikan.”

Rekan setimnya Joan Mir yang start dari P10 dan juga berada di sisi grid yang bersih, justru mengalami kondisi yang lebih parah akibat ‘kekacauan’ tersebut. “Saya di posisi terakhir di tikungan 3. Balapan yang sangat intens. Saya melihat Pecco benar-benar melintang menyeberangi trek, dan akibatnya adalah kekacauan. Saya start dari sisi kiri. Dan saya hanya berusaha menghindari apa yang terjadi di 4 balapan terakhir di mana saya gagal finis,” ujar juara dunia MotoGP 2020 itu.
Selain itu, Mir menduga bahwa cat hitam yang menutupi garis grid untuk ajang kejuaraan lain juga turut berperan atas kekacauan yang terjadi di grid start MotoGP Austria. “Saya melihat beberapa garis start di grid yang ditimpa garis lain yang dicat hitam. Saya tidak tahu, apakah hal seperti itu juga ada di posisi Pecco dan Fermin. Ini harus mereka periksa. Karena jika hal ini terjadi, kemungkinan besar kesalahannya ada pada trek. Tapi trek ini umumnya cukup grippy, jadi tidak seperti Sepang di mana roda lebih sering spin,” pungkas rider asal Mallorca Spanyol itu.
Beruntungnya, race utama hari Minggu tidak diwarnai insiden serupa dan jalannya balapan juga mulus-mulus saja. Setelah 13 seri atau 26 balapan, Marini berada di peringkat 15 dengan 55 poin sementara Mir di peringkat 18 dengan 42 poin dalam klasemen.