RiderTua.com – Dengan performa Marco Bezzecchi yang pindah dari motor juara Ducati ke Aprilia… seolah memberi pelajaran untuk Pecco Bagnaia bahwa: dengan masalah yang dihadapinya, bukan motornya yang harus diubah…tapi cara berpikir dan gaya balapnya yang harus beradaptasi… Karena dengan menunggu motor yang cocok akan memakan waktu lama bagi teknisi untuk menyiapkannya..
Pelajaran Marco Bezzecchi untuk Bagnaia
Setelah balapan, seperti biasa, para pebalap menjawab pertanyaan dari wartawan. Di Red Bull Ring, di akhir balapan Austria, gesture dan tatapan mata Pecco Bagnaia tidak hanya menunjukkan kesulitannya untuk menemukan solusi, bahkan sulit untuk menjelaskan masalahnya… apa yang menjadi penyebabnya..

Dengan rentetan kesulitan yang terus berlanjut Pecco seharusnya belajar dari rekan setimnya dan menyadari bahwa masalah sebenarnya bukan pada motornya.. Atau paling tidak mengakui bahwa motornya memang berubah… Namun daripada menunggu para insinyur Ducati membuat motor yang sesuai dengan gaya balapnya… Yang tercepat adalah mengubah gaya balapnya..mengubah cara berfikirnya terhadap perilaku baru GP25… Ucapannyang seharusnya dihindari adalah: “Saya tidak bisa mengendarai motor seperti yang saya inginkan” dan mengubahnya menjadi “Saya akan mengubah gaya balap saya atau cara berkendara saya… ”
Dalam kasus Bagnaia.. mengubah pengaturan atau menerima peningkatan atau komponen teknis baru seringkali menjadi solusi untuk kembali ke kecepatan sebelumnya. Tetapi jika rekan setimnya (Marc Marquez) bisa menang dengan motor yang sama persis, maka itu berarti motornya sudah cukup cepat. Motor itu tidak cocok dengan Pecco. Dan Pecco-lah yang harus berubah…

Pelajaran dari podium Bezzecchi..
Jika kita melihat pembalap yang podium di Austria terutama dengan motor yang secara hitam diatas putih performanya dibawah Ducati: Aprilia… Maka ada pelajaran berharga di sana… bahkan rekan setim Bez tidak ada yang sebaik dia… bahkan seorang juara dunia sekelas Jorge Martin ‘jatuh bangun’ menjinakkan Aprilia RS-GP..
Martin dan Bezzecchi berasal dari motor yang sama : Ducati..Namun hasilnya berbeda.. Jauh sekali..bisa jadi semua karena cara berfikir yang membedakan mereka… “Pindah dari Ducati ke Aprilia, saya harus mengubah gaya balap saya,” jawab Marco Bezzecchi..
Bisa jadi karena ganti mereka Bezzecchi sangat menyadari perbedaan gaya balapnya dibandingkan tahun lalu. “Saya berusaha menyesuaikan gaya balap saya dengan karakteristik motor baru.”

Suatu saat Bagnaia pasti akan kembali naik podium, bahkan mungkin di posisi teratas alias menang lagi………. Namunn untuk sampai di sana, Pecco harus mengambil jalan berbeda… Dia bisa mengambil contoh Bezzecchi..bahkan Bez lebih drastis dengan berganti karakter motor (mungkin faktor ini yang membuat Bez secara alami ubah gaya balapnya..bukan dia minta insinyur Aprilia untuk bikin motor yang sesuai gaya balapnya).. Jika Pecco lebih cepat merubah gaya balap dan cara berfikirnya, lebih cepat pula ia kembali ke puncak…ciaoo..
Pembalap manja mana mau merubah gaya balapnya, tahun kemarin dia koar” nantangin MM93 duel dfn senjata yg sama jgn ada alasan lg motor kalah tahun…. sekarang memble
Apa yang dikatakan Marco sudah diucapkan oleh ‘The Doctor’ Valentino Rossi jauh sebelumnya. Saat itu Valentino memutuskan pindah dr Honda ke Yamaha. Menanggapi para pengeritiknya, ia mengatakan: …bukan motornya, tapi orang yang mengendarainya yang menentukan…
Betul sekali apa yang dikatakan bezzechi marq bisa dengan motor yang sama mengapa pecco tidak semua dimulai dari diri sendiri
Memang benar dengan mengubah gaya balap