RiderTua.com – Dalam debutnya di MotoGP, Ai Ogura langsung tampil gemilang pada seri pertama di Thailand. Rookie dari tim Trackhouse-Aprilia itu berhasil finis ke-4 dalam sprint dan ke-5 dalam race utama sehingga mengantongi 17 poin dalam dua balapan di Buriram. Namun performanya ngedrop sejak saat itu.
“Benar-benar di luar dugaan. Sebelum GP di Thailand, kami menjalani tes selama 2 hari di trek yang sama. Dibandingkan dengan trek lain, menurut saya Buriram agak lebih mudah ditaklukkan dengan motor MotoGP. Tapi saya tidak menyangka bisa finis di P4 saat sprint dan P5 di balapan utama. Jadi itu sesuatu yang luar biasa. Tapi setelah itu, sayangnya saya tidak pernah mendekati hasil itu lagi,” ujar juara dunia Moto2 2024 itu.
Ai Ogura : Dalam Cuaca Panas Saya Dapat Mengendalikan Ban dengan Baik Sehingga Tidak Ada Crash
Menurut Ogura, trek balap berperan dalam masa adaptasinya dengan motor MotoGP. “Ini tentang membiasakan diri dengan motor. Tentu saja, kita harus beradaptasi dengan motor tapi yang paling utama adalah feel terhadap trek. Dan juga timing-nya, di mana kita harus mengerem dan di mana harus berakselerasi. Sering kali ada tes usai balapan dan saya seringkali bisa lebih cepat dalam tes tersebut,” ungkap rider berusia 24 tahun itu.

Selain itu, performa Ogura terlihat sangat kuat ketika balapan dalam kondisi panas seperti di Buriram Thailand. Segalanya berjalan baik dalam cuaca panas, tetapi dia kesulitan dalam cuaca dingin. “Saya tampil baik di Jerez (finis ke-8 di race utama). Di Le Mans, suhu rendah membuat segalanya lebih sulit bagi saya, saya mengalami banyak masalah dengan ban depan. Hal serupa terjadi di Silverstone. Saya harus berhadapan dengan cuaca dingin dan akhirnya crash,” imbuh rider asal Tokyo Jepang itu.
Namun musim panas di Eropa dengan suhu yang dingin dan terkadang disertai hujan seperti di Le Mans, Silverstone, Sachsenring, dan sebagian di Brno membuat Ogura kesulitan. “Pertama, lebih mudah bagi saya mengendalikan ban saat cuaca panas. Jauh lebih mudah bagi saya dalam kondisi panas. Tidak ada crash yang tak terduga saat cuaca panas. Namun dalam cuaca dingin, ban terkadang belum siap untuk menghadapi balapan, misalnya di trek dengan banyak tikungan ke kiri,” ungkapnya.
Ogura menambahkan, “Dan jika kita membalap seperti biasa, kita akan mengalami crash. Crash seperti itu dapat dengan mudah melukai kita karena tubuh kita belum siap. Bagi saya, semuanya lebih mudah saat cuaca panas. Secara fisik juga. Saya rasa kebanyakan pebalap tidak terlalu suka cuaca panas. Tapi bagi saya, cuaca panas cukup mudah diatasi.”

Ogura absen di GP Inggris dan Aragon karena patah tulang kering. Bagaimana kondisinya saat ini? “Kaki saya sudah kembali normal sekarang, saya merasa fit kembali. Absen di balapan akhir pekan jelas justru tidak membantu,” jawab rekan setim Raul Fernandez itu.
Bagi Ogura, manajer tim Trackhouse Davide Brivio sangat berpengalaman dalam hal membimbing dan mengembangkan pembalap. “Intinya, dia memastikan para pembalap selalu merasa tenang. Dia selalu mendukung kami dan berusaha mengeluarkan potensi terbaik kami. Saya merasa sangat nyaman di tim ini. Kami sering berdiskusi dan dia berusaha memotivasi saya. Dia tahu persis kapan saat yang tepat dan apa yang harus dikatakan,” pungkas Ogura.